News
Jumat, 15 September 2017 - 05:00 WIB

FILM INDONESIA : Ini Alasan Warkop Reborn Lebih Laris Dibanding Nyai Ahmad Dahlan

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung Grand 21 Solo Grand Mall mengantre tiket Warkop Reborn: Jangkrik Boss! Part 2, Kamis (31/8/2017) (Ayu Prawitasari/JIBI/Solopos)

Film Indonesia Warkop Reborn laris di pasaran.

Solopos.com, SOLO — Film Warkop Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 berhasil merajai 15 film terlaris pada pertengahan pekan kedua September 2017 dengan raihan 3,2 juta penonton. Sementara film Nyai Ahmad Dahlan yang dirilis bersamaan hanya meraup 150.000 penonton. Kenapa begitu?

Advertisement

Pengunjung Grand 21 Solo Grand Mall mengantre tiket Warkop Reborn: Jangkrik Boss! Part 2, Kamis (31/8/2017) (Ayu Prawitasari/JIBI/Solopos)

Pandangan Sri Muhadi, 76, warga Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo, menyapu sudut-sudut ruang tunggu Bioskop Grand 21 Solo Grand Mall (SGM), Kamis (31/8/2017).

Advertisement

Pandangan Sri Muhadi, 76, warga Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo, menyapu sudut-sudut ruang tunggu Bioskop Grand 21 Solo Grand Mall (SGM), Kamis (31/8/2017).

Dia duduk di kursi dekat loket penjualan. Di samping dan depannya terdapat belasan wanita yang sebaya dengannya. Mereka asyik mengobrol. Sri Muhadi mengenal para wanita itu karena mereka semua adalah tetangganya. Berangkat pun bersama, menggunakan mobil salah satu tetangga. Mobil itu kini kembali ke Kampung Baru untuk menjemput anggota pengajian Aisyiyah lain.

Bersama-sama mereka akan menonton Film Nyai Ahmad Dahlan yang diputar pukul 14.25 WIB. Saat itu waktu menunjukkan pukul 14.15 WIB.

Advertisement

Yang ditanya mengerutkan keningnya sambil melihat jam yang melingkar di tangan. “Tunggu sebentar ya. Tapi nanti kalau filmnya dimulai kita masuk saja. Biar ibu-ibu lain menyusul,” kata si pemimpin rombongan.

Sri manggut-manggut. Dia menurut. “Saya jarang sekali ke mal. Nonton bioskop apalagi. Sekarang khusus nonton Nyai Ahmad Dahlan karena teman-teman pengajian nonton semua. Ya bagus menurut saya. Siti Walidah [Nyai Ahmad Dahlan] itu kan pendiri Aisyiyah, tokoh emansipasi perempuan. Saya sendiri ingin tahu kiprah dan sosoknya. Kami semua senang dibuatkan filmnya,” ujar dia.

Dari empat layar di Bioskop Grand 21 SGM, tiga layar menampilkan Warkop Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 dan hanya satu layar yang menyajikan Nyai Ahmad Dahlan.

Advertisement

Porsi pemutaran Nyai Ahmad Dahlan pun hanya satu kali sementara yang lainnya dipenuhi trio Tora Sudiro, Vino G. Bastian, dan Abimana Aryasatya sejak pagi hingga pukul 21.40 WIB.

Manager Bioskop Grand 21 SGM, Sriyana, mengapresiasi film Warkop Reborn. Menurutnya, film tersebut luar biasa. Sejak hari pertama pemutaran, bioskop tak pernah sepi pengunjung.

“Rata-rata 1.000 penonton sampai bisa 1.500 penonton pada hari kedua pemutaran. Ramai sekali. Ini luar biasa,” kata dia, Kamis. Dia lalu membandingkan dengan penonton Nyai Ahmad Dahlan yang tak sampai 100 orang per hari.

Advertisement

“Memang banyak sekali yang suka Warkop Reborn. Yang part 1 juga ramai seperti sekarang,” kata dia.

Selain didukung tokoh-tokoh populer dan film yang melegenda, keunggulan Warkop Reborn Part 2 lainnya adalah genre komedinya yang sungguh menghibur. Meski banyak kritik soal muatan yang slapstick, pengulangan, artifisial, dan bukan budaya Indonesia, Warkop menunjukkan keajaibannya dengan berhasil meraup 3 juta lebih penonton hanya dalam dua pekan.

“Karakter penonton Indonesia itu adalah karakter yang tak mau berpikir saat menonton film. Jadi fungsi film sekarang memang sekadar menghibur. Saya juga tidak tahu kenapa seperti itu, hanya berdasarkan pengamatan jumlah penonton untuk film-film yang kami putar,” kata dia.

Mengacu website filmindonesia.or.id yang diakses pada Rabu (13/9/2017), jumlah penonton Warkop Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 mencapai 3,2 juta lebih orang atau berada di posisi teratas dari daftar 15 film terlaris. Film Nyai Ahmad Dahlan pada Rabu ini sudah tidak masuk daftar film terlaris.

Pantauan kali terakhir di website filmindonesia.or.id, akhir pekan lalu, jumlah penonton film Nyai Ahmad Dahlan adalah 151.109 orang. Jumlah itu berada di bawah perolehan film Kartini yang dirilis pada April lalu. Film biopik yang diramaikan banyak bintang itu juga hanya memperoleh sekitar 300.000 penonton.

Kritikus film, Ekky Imanjaya, menyebutkan film dan televisi bukan semata-mata barang dagangan, tetapi alat pendidikan dan penerangan yang sangat memengaruhi masyarakat.

“Film juga berfungsi menggalang persatuan dan kesatuan nasional, membina nation, serta character building dalam rangka mencapai masyarakat sosialis berdasarkan Pancasila.”

Pernyataan Ekky itu mengutip Mukadimah Anggaran Dasar Karyawan Film dan Televisi 1995 dalam bukunya berjudul A to Z About Indonesia Film yang diterbitkan Mizan pada 2006 lalu. Apabila fungsi itu berjalan normal, menurut Ekky, seharusnya identitas kultural muncul di setiap film Indonesia. Faktanya sulit menemukan film nasional yang melekatkan identitas kultural dengan pertimbangan komersialisme dan laba.

Berdasarkan website bioskoptoday.com, ada 8-9 film nasional yang dirilis setiap bulan (pantauan Oktober 2016 hingga September 2017). Sisanya 31-32 film lainnya adalah film impor dari Amerika, India, dan Korea. Genre horor, percintaan, dan komedi yang menurut Ekky menjadi formula film laris mendominasi di antara ratusan film tersebut.

Mengamini data tersebut, Sriyana mengatakan film Indonesia terus tumbuh dan bersaing dengan film impor. “Film itu kan industri. Saya lihat sekarang [film Indonesia] terus berkembang. Dulu bioskop penuh film asing, yang laris hanya film asing. Sekarang penonton mulai suka film nasional. Saya berharap film nasional terus berkembang.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif