Soloraya
Jumat, 15 September 2017 - 14:15 WIB

Ditunggu-Tunggu, Keris Presiden Jokowi Belum Tiba di Museum Keris Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anak-anak didampingi orang tua mengamati koleksi keris di Museum Keris Nusantara, Jl. Bhayangkara, Solo, Kamis (10/8/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Wisata Solo, keris Presiden Jokowi belum juga dihibahkan ke Museum Keris Nusantara.

Solopos.com, SOLO — Koleksi keris milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedianya dihibahkan ke Museum Keris Nusantara Solo hingga kini tak kunjung tiba. Jokowi menjanjikan akan menghibahkan koleksi keris itu saat meresmikan museum pada 9 Agustus lalu.

Advertisement

“Sampai sekarang belum ada kabar soal hibah keris Pak Presiden,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Dinas Kebudayaan (Disbud), Bambang Marsudi Budi Santosa, ketika dijumpai wartawan di Solo, Jumat (15/9/2017).

Diberitakan sebelumnya, Jokowi akan memberikan keris dari koleksi pribadinya dan juga artefak keris pemberian dari Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte. Jokowi berniat menghibahkan lima koleksi keris untuk dipajang di Museum Keris.

Bambang berharap keris Jokowi nantinya menarik lebih banyak wisatawan ke museum. Dia menambahkan hibah keris dari Jokowi akan melengkapi 450 keris dan tombak yang kini telah ada. “Sebulan dibuka kemarin, jumlah pengunjung yang datang mencapai 4.300-an orang,” katanya.

Advertisement

Bambang mengatakan tim dari Pemerintah Belanda justru sudah datang ke museum untuk mengecek lokasi. Mereka ingin memastikan koleksi keris mana yang akan ditempatkan di Museum Keris Nusantara.  Bambang menilai proses administrasi penyerahan keris terbilang rumit, karena antarnegara.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan Pemkot sudah mengajukan surat kepada pemerintah pusat untuk ikut merawat keris hibah dari Belanda. “Kami tertarik untuk merawat artefak keris yang diserahkan Belanda ke Pemerintah [Indonesia],” kata dia.

Museum Keris sendiri berdiri di atas lahan milik Pemkot, yakni HP nomor 26 seluas 6.968 meter persegi (m2) dan dibangun multiyears mulai tahun 2013 hingga 2016 dengan menggunakan anggaran dari APBN maupun APBD. Pembangunan fisik menggunakan anggaran APBN. Di mana tahap pertama dimulai 2013 dengan menelan anggaran Rp7,9 miliar, kemudian di 2014 menelan anggaran Rp5,5 miliar dan di 2015 sebesar Rp8,6 miliar. Sedangkan dari APBD Kota Solo dianggarkan Rp1,3 miliar, ditambah corporate social responsibility (CSR) dari K.P.A. Wiwoho Basuki Tjokro Hadiningrat senilai Rp1,4 miliar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif