Jateng
Jumat, 15 September 2017 - 02:50 WIB

BISNIS PROPERTI : Hunian Tropis Makin Digemari Konsumen

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Property Expo #7 di Mal Paragon Semarang, Rabu-Minggu (13-24/9/2017). (JIBI/Solopos/antara/Zuhdiar Laeis)

Bisnis properti menempatkan hunian khas daerah tropis sebagai jenis properti yang digemari calon konsumen.

Semarangpos.com, SEMARANG —Hunian dengan bertipe tropis minimalis sesuai kondisi di Indonesia—khususnya Semarang yang beriklim tropis—dinilai semakin dilirik masyarakat oleh pelaku bisnis properti. “Memang hunian bertipe tropis sudah ada dan dikenal sejak dulu, tetapi sekarang kebanyakan style-nya begitu,” kata Direktur PT Kini Jaya Indah Dibya K. Hidayat di Kota Semarang, Jateng, Rabu (13/9/2017).

Advertisement

Di sela-sela pembukaan Property Semarang Expo #7 yang berlangsung di Mal Paragon Semarang, pria yang kebetulan menjadi ketua panitianya itu mengaku konsumen semakin mencari hunian tropis. Seiring dengan itu, kata dia, para pengembang juga berupaya menghadirkan apa yang diinginkan masyarakat, salah satunya melalui pemilihan bahan bangunan yang semakin menyesuaikan.

“Kan ada bahan bangunan yang bisa menahan panas. Sekarang trennya ke situ. Namun, kendalanya di harga yang mahal karena kebanyakan barang-barangnya impor, mahal jadinya,” katanya.

Bisa juga, sambung dia, pengembang mengakalinya dari desain bangunannya, misalnya bangunan diupayakan tidak menghadap ke arah barat untuk menghindari terik matahari dari siang sampai sore hari. “Kalau menghadap ke timur malah bagus kena matahari pagi. Kalau toh bangunan harus menghadap barat, biasanya jendela diakali agar tidak langsung kena sinar matahari,” katanya.

Advertisement

Salah satu solusinya, kata punggawa pengembang Perumahan Plamongan Indah Semarang itu, jendelanya menggunakan bahan double glass yang bisa menahan terik matahari meski mahal. Oleh karena itu, kata dia, biasanya pengembang yang menghadirkan hunian spesifik bertipe tropis mengkhususkan untuk rumah tipe-tipe besar yang segmennya masyarakat menengah ke atas.

“Selama ini, biasanya baru untuk rumah-rumah gede yang tidak terlalu mempengaruhi daya beli. Sebab, bahan-bahan yang digunakan kan memang mahal dengan jenis material tertentu,” katanya.

Ciri rumah bertipe tropis minimalis, dikatakannya, sebenarnya mudah diketahui, antara lain dari desain rumah yang terlihat lebih “bersih” tanpa banyak dihiasi berbagai ornamen. Desainnya juga green environment, lanjut dia, misalnya sebisa mungkin rumah tetap sejuk tanpa air conditioner (AC) dengan pilihan material yang bisa menahan panas berlebihan dari matahari.

Advertisement

“Material untuk temboknya tidak pakai batu bata biasa, tetapi pakai bata ringan. Ya, itu juga bisa menahan panas matahari. Plafon rumah automatis harus tinggi untuk mengurangi hawa panas,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif