Jogja
Kamis, 14 September 2017 - 13:22 WIB

PEMDA DIY : Lajur Khusus Trans Jogja Bukan di Sisi Kiri, Lalu?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seni Instalasi Kupu-Kupu Menghiasi Ruang Publik Jogja

Pemda DIY tengah mempertimbangkan lajur khusus

Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Perhubungan DIY, melalui Unit Pelaksana Teknis Trans Jogja, mengeluarkan wacana pembuatan lajur khusus Trans Jogja. Hal ini dilakukan supaya waktu tempuh angkutan umum tersebut semakin cepat dan tepat.

Advertisement

Baca Juga : PEMDA DIY : Dinas Perhubungan Wacanakan Lajur Khusus Trans Jogja

Nantinya, kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Trans Jogja Dinas Perhubungan DIY, Sumaryoto , lajur khusus tidak akan ditempatkan di sebelah kiri jalan karena di area itu terlalu banyak aktivitas seperti perdagangan dan parkir sehingga ia beranggapan lajur khusus paling tepat dibuat di tengah jalan.

Advertisement

Nantinya, kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Trans Jogja Dinas Perhubungan DIY, Sumaryoto , lajur khusus tidak akan ditempatkan di sebelah kiri jalan karena di area itu terlalu banyak aktivitas seperti perdagangan dan parkir sehingga ia beranggapan lajur khusus paling tepat dibuat di tengah jalan.

“Hanya saja, kalau haltenya di tengah jalan, pintu Trans Jogja terbalik, karena itu harus dibuat halte melintang supaya bisa digunakan dari kedua sisi. Akibatnya harus diterapkan contra flow,” jelasnya, Rabu (13/9/2017)

Pembuatan halte melintang, lanjut Sumaryoto, diperkirakan akan menjadi salah satu kendala tersendiri karena sepengetahuannya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia melarang ada bangunan melintang di atas Jalan Nasional.

Advertisement

Terpisah, Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM), Arif Wismadi menyatakan, lajur khusus untuk angkutan umum adalah salah satu kunci sukses reformasi angkutan umum. Pembangunan infrastruktur tersebut, katanya, dapat melindungi subsidi angkutan umum yang telah dialokasikan setiap tahun untuk meingkatkan daya tarik dan kualitas layanan.

Ia mengatakan Pustral pernah melakukan kajian mengenai pembuatan lajur khusus Trans Jogja pada tahun 2005 lalu. Ketika itu tiga opsi telah dikaji, yaitu dengan lajur khusus, dengan lajur prioritas atau tanpa lajur bus. “Dalam lalu lintas yang padat, hanya pilihan pada lajur khusus yang mampu melindungi dana subsidi angkutan umum,” jelasnya.

Lebih lanjut Arif menjelaskan, Dengan lebar jalan di DIY yang bervariasi, lajur khusus dapat dibuat dua macam, yakni dengan double-track, untuk jalan yang memiliki setidaknya 4 lajur, atau single-track untuk jalan yang relative sempit. Idealnya, samung Arif, lajur khusus berada di tengah untuk mengurangi konflik dengan kendaraan yang keluar masuk. Konflik dengan kendaraan yang keluar masuk sepanjang jalan akan menurunkan kecepatan layanan.

Advertisement

Lajur khusus di tengah juga dinilai dapat mengurangi biaya infrastruktur halte sampai 50%, karena hanya butuh 1 halte di tiap titik dibandingkan lajur pinggir yang membutuhkan 2 halte di sepanjang jalan.

Arif menyampaikan, realisasi lajur khusus untuk angkutan umum merupakan momen yang tepat, khususnya dengan hadirnya angkutan online, yang saat ini masih belum jelas pengaturannya.

“Saat jumlah bus Trans Jogja belum cukup banyak untuk mengisi lajur khusus, maka kendaraan angkutan umum lain, termasuk taksi dapat kemudahan untuk memanfaatkannya. Dengan demikian akan mudah terlihat bahwa pemerintah mengutamakan angkutan umum,” terangnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif