News
Rabu, 13 September 2017 - 09:45 WIB

Kurs Rupiah Melemah ke Level Rp13.200-an/US$

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung rupiah. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Spot rupiah dibuka melemah 15 poin atau 0,11% di Rp13.215 per dolar AS.

Solopos.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melemah 6 poin atau 0,05% ke Rp13.206 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (13/9/2017) pukul 08.55 WIB. Pada pembukaan hari ini, spot dibuka melemah 15 poin atau 0,11% di Rp13.215 per dolar AS.

Advertisement

Sebelumnya, nilai tukar rupiah menghentikan reli penguatan lima hari setelah ditutup melemah pada perdagangan Selasa (12/9/2017).

Rupiah ditutup melemah 0,22% atau 29 poin ke level Rp13.156 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,28% atau 37 poin di Rp13.193 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Senin (11/9/2017), rupiah berakhir menguat 0,22% atau 29 poin di posisi Rp13.156 per dolar AS.

Advertisement

Sepanjang perdagangan hari kemarin, rupiah bergerak di kisaran Rp13.176 – Rp13.225 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini terjadi di saat mata uang lainnya di kawasan Asia juga bergerak mayoritas melemah. Namun, dibanding mata uang lainnya, pelemahan rupiah merupakan yang terdalam.

Sementara itu, yen Jepang terpantau melemah 0,31%, ringgit Malaysia turun 0,23%, dan peso Filipina melemah 0,13%.

Advertisement

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau menguat 0,01% atau 0,01 poin ke 91,885 pada pukul 16.44 WIB.

Dilansir Reuters, posisi terhadap dolar telah membengkak ke level rekor dalam beberapa bulan terakhir karena data ekonomi yang lemah dan penggantian pejabat Federal Reserve telah membuat pasar memperpanjang taruhan bahwa suku bunga AS tidak mungkin naik dalam waktu dekat.

“Tidak ada yang fundamental yang berubah mengenai prospek dolar, yaitu bahwa pasar telah menjadi lebih skeptis terhadap keinginan Fed untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat dan data inflasi Kamis dapat meningkatkan probabilitas tersebut,” kata Antje Praefcke, analis valuta asing Commerzbank AG, seperti dikutip Reuters.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif