News
Rabu, 13 September 2017 - 04:00 WIB

Krisis Rohingya Bikin Bangladesh Pusing

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh (Aljazeera.com)

Krisis yang dialami warga Rohingya membuat pemerintah Bangladesh pusing.

Solopos.com, DHAKA – Kekerasan yang dilakukan militer Myanmar terhadap etinis Rohingya membuat pemerintah Bangladesh geram. Sebagai negara tetangga, mereka harus menampung ratusan ribu pengungsi dari Rohingya. Padahal, Bangladesh merupakan salah satu negara miskin di dunia.

Advertisement

Menurut otoritas Bangladesh, Myanmar melakukan tindakan yang sangat tidak manusiawi. Mereka menilai krisis yang terjadi di negara bagian Rakhine ini semestinya dibawa ke Mahkamah Internasional.

Menteri Luar Negeri Bangladesh, Mahmood Ali, mengatakan, operasi militer yang dilakukan terhadap etnis Rohingya merupakan bentuk genosida. Ia menuding Myanmar melakukan propaganda dengan menyebut orang Rohingya sebagai pendatang gelap dari Bangladesh, dan kaum militannya dianggap bagian dari kaum Bengali.

Advertisement

Menteri Luar Negeri Bangladesh, Mahmood Ali, mengatakan, operasi militer yang dilakukan terhadap etnis Rohingya merupakan bentuk genosida. Ia menuding Myanmar melakukan propaganda dengan menyebut orang Rohingya sebagai pendatang gelap dari Bangladesh, dan kaum militannya dianggap bagian dari kaum Bengali.

Ali menambahkan, pihaknya bersedia membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi etnis Rohingya. Hal itu membuat pengungsi Rohingya berharap banyak yang malah membuatnya merasa tidak nyaman. Menurutnya, masalah ini merupakan tanggung jawab penuh pemerintah Myanmar.

“Dunia menganggap masalah ini sebagai bentuk genosida. Kami sangat sepakat dengan pernyataan itu. Sampai saat ini ada sekitar 700.000 warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Masalah ini terjadi karena Myanmar. Haruskah kami yang menanggung risikonya?” ungkap Ali seperti dilansir Al Jazeera,  Senin (11/9/2017).

Advertisement

“Apa semua orang harus dibunuh dan kampung mereka dibakar? Tindakan ini jelas tidak bisa diterima. Masalah ini terjadi di Myanmar, dan mereka harus menyelesaikannya. Kami hanya akan membantu. Bukan bertanggung jawab dan menanggung semua risikonya,” sambung Ali.

Membantu Pengungsi

Sayangnya, janji Bangladesh membantu pengungsi Rohingya belum terbukti. Sampai saat ini, ratusan ribu orang Rohingya masih tinggal di tenda pengungsian wilayah Cox’s Bazar dengan kondisi memprihatinkan. Kendati demikian, mereka tetap bertahan karena takut kembali ke Rakhine.

Advertisement

Senada dengan Mahmood Ali, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Bangladesh, Kazi Reazul Hoque, mengatakan pemimpin Myamar harus diseret ke Mahkamah Internasional. Pasalnya, ia dianggap membiarkan pembantaian besar-besaran yang dilakukan tentara terhadap warga Rohingya. Apalagi, Penasihat Negara Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi, tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan pertumpahan darah itu.

Sebagai informasi, selama ini etnis Rohingya memang tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Hal itulah yang membuat mereka selalu mengalami diskriminasi.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif