Jogja
Jumat, 8 September 2017 - 16:00 WIB

BEM KM UGM Belajar Jurnalistik di Harian Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Redaktur Pelaksana Harian Jogja, Nugroho Nurcahyo menjelaskan tentang rubrik Aspirasi Harian Jogja pada mahasiswa anggota BEM KM UGM dalam kunjungan, Jumat (8/9/2017). (Nina Atmasari/JIBI/Harian Jogja)

Sebanyak 17 mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) belajar jurnalistik di Harian Jogja, Jumat (9/9/2017).

 
Harianjogja.com, JOGJA- Sebanyak 17 mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) belajar jurnalistik di Harian Jogja, Jumat (9/9/2017).

Advertisement

Mereka diterima oleh Redaktur Pelaksana Harian Jogja, Nugroho Nurcahyo. Kepada para mahasiswa, Nugroho Nurcahyo yang akrab disapa Popon ini menjelaskan tentang profil Harian Jogja serta proses produksi berita.

Di sela mendengarkan pemaparan tersebut, mahasiswa antusias bertanya tentang penulisan di media massa. Salah satu peserta, Dani menanyakan tentang kemungkinan mengirim tulisan di Harian Jogja. “Apakah kami sebagai mahasiswa atua pembaca bisa mengirim tulisan untuk dimuat di Harian Jogja,” tanyanya.

Menjawab pertanyaan itu, Popon menjelaskan bahwa Harian Jogja memiliki rubrik “Aspirasi” yang berisi tulisan opini dari pembaca. Khusus edisi hari Rabu, rubrik ini menyediakan kolom khusus “Suara Mahasiswa” yang berisi tulisan dari mahasiswa.

Advertisement

“Tema untuk tulisan ditentukan oleh Redaksi, dan akan disebutkan di edisi sebelumnya, jadi tulisan harus mengikuti tema tersebut,” jelasnya.

Dalam satu edisi, biasanya akan dimuat dua tulisan mahasiswa. Satu tulisan berkisar 3.500 hingga 5.000 karakter. Popon menegaskan, agar tulisan dimuat, harus memenuhi syarat, singkat, padat dan memiliki opini yang jelas.

Peserta lain, Farhan, mempertanyakan seperti apa tulisan yang tidak memenuhi syarat. Popon menjelaskan bahwa mengikuti tema adalah syarat utama. Selain itu, tulisan akan dilihat tentang isi materi apakah berisi opini yang mencerahkan atau tidak.

Advertisement

Ia menambahkan, mahasiswa juga bisa menulis di kolom aspirasi umum, yang ditujukan bagi semua kalangan. Namun, persaingan untuk mengisi kolom ini lebih ketat. Tulisan ini tidak terbatas pada tema tertentu, pengirim dibebaskan untuk memilih tema.

“Meski demikian, tetap perlu untuk melihat konteks kekinian. Tulisan yang membahas tema kekinian akan lebih berpeluang dimuat daripada tulisan tanpa konteks,” jelas Popon.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif