Soloraya
Rabu, 6 September 2017 - 19:35 WIB

KESEHATAN SOLO : Beralasan Sakit, Belasan Anak Sekolah Tolak Imunisasi MR

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu siswa SD Islam Al Azhar 31 Depok sempat merasa tegang sebelum mendapatkan suntikan imunisasi MR, Senin (21/8/2017). Pelaksanaan vaksin dihadiri langsung oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Kesehatan Solo, belasan anak sekolah menolak imunisasi MR dengan alasan sakit.

Solopos.com, SOLO — Program imunisasi measles and rubella (MR) di Kota Solo untuk kategori anak usia sekolah belum tuntas kendati imunisasi tahap pertama telah selesai akhir Agustus lalu.

Advertisement

Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mencatat ada belasan siswa sekolah yang menolak imunisasi MR. Mereka menolak imunisasi MR yang dilakukan petugas dengan berbagai alasan.

Hal itu disampaikan Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Rabu (6/9/2017). Ning, sapaan akrabnya, mengatakan belasan siswa tersebut tersebar di 16 sekolah di Kota Bengawan. Namun, Ning tidak memerinci lebih jauh sekolah-sekolah tersebut. (Baca: Anak Belum Diimunisasi MR akan Didatangi Petugas DKK)

“Ada di 16 sekolah yang beberapa siswanya menolak imunisasi. Ini bukan sekolah lo yang menolak, tapi sejumlah siswanya,” kata Ning.

Advertisement

DKK terus melakukan berbagai upaya pendekatan kepada orang tua siswa bersangkutan. Pendekatan dilakukan dengan memberikan pemahaman terkait imunisasi MR. Harapannya, mereka mau mengikuti imunisasi MR. “Untuk saat ini mungkin mereka belum sadar saja. Jadi perlu disadarkan,” kata Ning.

Sejauh ini, Ning mengatakan ada beberapa alasan para orang tua menolak imunisasi MR. Salah satu alasan terbanyak adalah anak sedang sakit saat jadwal imunisasi di sekolah.

Namun, setelah anak sembuh dari sakit, anak tersebut tetap tidak juga diimunisasi. Ning mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pengelola sekolah yang ada siswanya belum mendapat imunisasi MR untuk dijadwalkan ulang.

Advertisement

“Nanti kami carikan solusi. Kami lakukan pendekatan dengan sekolah,” katanya.

Selain pendekatan, Ning menyampaikan DKK membuka posko pengaduan layanan imunisasi MR. Layanan tersebut juga melibatkan sejumlah rumah sakit, dokter spesialis anak, spesialis penyakit dalam, dan dikuatkan surat keputusan wali kota.

Imunisasi MR tahap dua menyasar anak usia bawah lima tahun (balita) kini sudah mulai berjalan terjadwal di masing-masing posyandu. Dia berharap tidak ada penolakan dari orang tua dari sekitar 43.000 anak balita sasaran imunisasi MR.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif