Jogja
Selasa, 5 September 2017 - 19:20 WIB

Proyek Jogja Outer Ringroad Dikhawatirkan Mengurangi Lahan Pertanian

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kemacetan di Ringroad Utara. (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Rencana pembangunan Jogja Outer Ringroad (JOR) dikawatirkan mengurangi lahan pertanian

Harianjogja.com, SLEMAN– Rencana pembangunan Jogja Outer Ringroad (JORR) dikawatirkan mengurangi lahan pertanian. Meski begitu, dampak positif pembangunan jalan tersebut juga tidak sedikit.

Advertisement

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUP-KP)Sleman Jenu Santoso mengatakan, penilaian ideal tidaknya JORR dibangun memang masih perlu kajian. Pasalnya, keberadaan jalan ringroad saja dari Barat hingga Timur melewati wilayah Sleman. “Kalau JORR dinilai tidak ideal di Sleman terus mau lewat mana?,” tanya dia kepada Harianjogja.com, Senin (4/9/2017).

Sebelumnya, Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan DPUP-ESDM DIY Bambang Sugaib menilai jika proyek JORR tidak ideal dibangun di Sleman. Pertimbangannya, faktor pembiayaan dan dampak sosial yang ditimbulkan jika JORR tetap dibangun dan melewati wilayah Sleman. Dia pun mengusulkan agar JORR dibangun di wilayah Bantul saja.

Meski mempertanyakan penilaian tersebut, Jenu sependapat jika proyek JORR nantinya tetap menggunakan jalan provinsi yang sudah ada. Dia khawatir, jika JORR dibangun akan memakan lahan pangan seperti di Sleman wilayah barat.

Advertisement

“Kalau JORR cenderung memanfaatkan jalan provinsi yang sudah ada kami sependapat. Ini berkaitan dengan status Sleman sebagai lumbung pangan DIY,” katanya.

Dijelaskan Jenu, rencana dan usulan JORR itu digagas Pemerintah DIY sejak 2004 silam. Usulan itu dilatarbelakangi oleh semakin tingginya volume kendaraan yang melintasi DIY. “JORR itu kepentingan DIY termasuk Sleman. Dampak positif JORR dibangun kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan Magelang,” terangnya.

Sebab selam hari libur bisa, masa mudik dan liburan panjang volume kendaraan di lokasi tersebut sangat padat bahkan tidak jarang menimbulkan kemacetan. Jika JORR dibangun diharapkan masalah tersebut berkurang karena arus lalu lintas bagi pengendara di luar tujuan Sleman dan kota bisa langsung tidak masuk kota.

Advertisement

Sebaliknya, sambung Jenu, dampak negatif JORR juga ada. Pembangunan JORR akan dapat memicu pertumbuhan permukiman dan pusat bisnis yang pada akhirnya memakan lahan pertanian khususnya Sleman Barat.

“Jadi kami minta ada kajian komprehensif dari pemrakarsa. Sebab kajian JORR bukan dari Sleman. Kami prinsip terbuka untuk kesejahteraan masyarakat DIY khususnya Sleman,” katanya.

Selain lahan pertanian, keberadaan situs di Sleman Barat juga perlu diperhatikan. Sepanjang jalan Tempel ke Segeyan terdapat beberapa situs yang perlu dilindungi. “Rute pembangunan JJOR juga melewati bangunan cagar budaya, seperti saluran irigasi  Van Der Wijck dan Buk Renteng.Jika terkena pelebaran jalan, solusinya bagaimana? Kalau dilebarkan ke kanan terkena saluran irigasi, kalau dilebarkan ke kiri ada situs makam yang dihormati warga,” kata Camat Tempel Wildan Solichin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif