Jogja
Selasa, 5 September 2017 - 03:22 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Menggiurkan, Budidaya Krisan Beromzet Rp8juta Sekali Panen

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kebun bunga krisan milik Dhani di Dusun Panggeran, Hargobinangun, Pakem (Yohana Fitri Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Sleman berikut berupa budidaya bunga krisan

Harianjogja.com, SLEMAN –  Budidaya bunga krisan menjadi pilihan Dhani, ibu dua anak di Dusun Panggeran, Hargobinangun, Pakem. Selain perawatan mudah, bunga krisan menjadi potensi wisata yang menguntungkan.

Advertisement

Memulai usaha sendiri pada awal tahun 2016, lahan seluas 400m2 yang awalnya ditanami pohon salak kini berubah menjadi bunga krisan karena hasil salak tidak begitu menguntungkan.

“Dulu ditanami salak, tapi tidak menghasilkan. Lalu sama saudara disarankan buat ditanami krisan. Ya udah terus dicoba ternyata berhasil sampai sekarang”, kata Dhani pemilik kebun krisan saat ditemui Harianjogja.com, Selasa (29/8/2017).

Dhani giat merintis usaha bunga krisan hingga sukses sampai sekarang dengan modal awal kurang lebih Rp30 juta. Mulai dari pendirian kubung hingga benih. Meski modal terbilang besar, namun keuntungan murni yang didapat sebesar Rp8 juta dalam sekali panen (tiga bulan sekali). Perawatannya pun mudah selama persediaan air mencukupi dan seminggu sekali disemprot pupuk jenis proklim. Namun ketika hama menyerang, penyemprotan pupuk dilakukan setiap hari.

Advertisement

Selain perawatan mudah, pemasaran bunga krisan pun mudah. Dhani hanya perlu menyetor bunga ke kios Asosiasi Asta Bunda di Jalan Kaliurang KM18. Asosiasi tersebut menampung hasil panen bunga krisan milik beberapa petani. Selain asosiasi, penjualan bunga dapat pula oleh perorangan.

Bunga krisan dijual dengan sistem kelas. Kelas A (baik) dijual dengan harga Rp10.000, kelas B (sedang) dijual dengan harga Rp9.000, sedangkan kelas C (buruk) dijual dengan harga Rp4.000.

Meski berlahan kecil, kebun ini memiliki potensi wisata. Beberapa wisatawan luar Jogja pernah mengunjungi kebun krisan milik Dhani. Datangnya wisatawan dapat menambah pemasukan dan membuat kebun bunga krisan lebih dikenal banyak orang karena persebaran informasi yang cepat.

Advertisement

Selain wisatawan, beberapa mahasiswa pertanian pun sering menjadikan kebun bunga krisan milik Dhani sebagai tempat penelitian. Ia tidak mematok harga kunjungan, hanya biaya sukarela dari pengunjung.

Selama dua tahun berjalan, Dhani pernah mengalami kerugian Rp3 juta karena salah memberikan pupuk. Oleh karena itu kehati-hatian dalam memberikan pupuk juga perlu menjadi perhatian, sehingga kerugian materi tidak terjadi.

Hasil usaha bunga krisan memang menggiurkan selama memiliki ketekunan dan kehati-hatian dalam bertani. Setiap orang mampu memiliki usaha seperti Dhani. Meski Ia seorang single parent, namun gigih dalam mengais rejeki.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif