Soloraya
Selasa, 5 September 2017 - 09:15 WIB

Pemkot Solo Pasang 600 APAR di Pasar Tradisional

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi alat pemadam api ringan (APAR). (Rohmah Errmawati/JIBI/Solopos)

Pemkot Solo memasang 600 APAR di pasar.

Solopos.com, SOLO — Untuk mengantisipasi bahaya kebakaran, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memasang 600 alat pemadam api ringan (APAR)  di seluruh pasar di Kota Bengawan.

Advertisement

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo Subagiyo mengatakan setiap pasar minimal terpasang 10 APAR di berbagai sudut. APAR tersebut selalu dicek secara rutin setiap enam bulan sekali untuk memastikan masih berfungsi atau tidak.

“Pasar-pasar kita itu kan rawan kebakaran. Makanya kita siapkan APAR-APAR di setiap pasar,” katanya ketika dijumpai wartawan usai rapat staf Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di rumah dinas wali kota di Loji Gandrung, Senin (4/9/2017).

Selain pemasangan APAR, Pemkot juga rutin mengadakan pelatihan antisipasi kebakaran setahun sekali. Latihan kebakaran ini melibatkan warga pasar, dari pedagang, hingga petugas keamanan pasar tersebut. Langkah antisipasi kebakaran dinilai sangat penting agar kasus kebakaran Pasar Klewer tidak terulang kembali di pasar lainnya.

Advertisement

Menurutnya ada beberapa faktor penyebab kebakaran di pasar. Selain hubungan arus pendek listrik atau korsleting, kebakaran pasar terjadi karena kelalaian manusia. “Kelalaian manusia ini yang mendominasi kasus kebakaran,” katanya.

Subagiyo mencontohkan kasus kebakaran Pasar Depok belum lama ini. Menurutnya kebakaran terjadi karena kompor milik salah satu pedagang lupa dimatikan. Kelalaian lainnya lagi disebabkan membuang puntung rokok sembarangan.

Guna mengantisipasi kebakaran ini, Subagiyo mengajak seluruh pedagang maupun pengunjung pasar untuk tidak merokok di lingkungan pasar. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari kebakaran karena kelalaian manusia.

Advertisement

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) Solo Gatot Sutanto meminta warga mewaspadai ancaman bencana kebakaran memasuki musim kemarau ini. “Jangan membakar sampah sembarangan, terutama dekat lingkungan permukiman. Jika tertiup angin bisa merembet dan menyebabkan kebakaran,” katanya.

Merujuk data, tren kasus kebakaran di Kota Solo menurun dari tahun ke tahun. Di 2015, jumlah kasus kebakaran mencapai 75 kasus. Sedangkan 2016, menurun menjadi 59 kasus dengan korban meninggal dunia 1 orang.

Sementara Januari ini jumlah kasus kebakaran ada delapan kasus, Februari tiga kasus dan Maret dua kasus. Namun jumlah korban jiwa akibat bencana kebakaran di tahun ini sudah menelan dua orang.  “60 Persen karena hubungan arus pendek [korsleting],” kata dia.

Guna mengantisipasi kebakaran tersebut, Gatot mengaku terus memberikan sosialisasi dan simulasi penanganan jika terjadi bencana kebakaran. Simulasi kebakaran ini diberikan kepada ibu-ibu rumah tangga, instansi pemerintahan, swasta, pedagang pasar, dan masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif