Jogja
Selasa, 5 September 2017 - 06:22 WIB

IDULADHA 2017 : Jasa Pengolahan Daging Sapi Banyak Diminati

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (JIBI/Solopos/Dok.)

Iduladha 2017 memberikan rezeki bagi jasa pengolahan daging sapi

Harianjogja.com, SLEMAN — Paska-Iduladha, penjualan daging sapi menurun drastis. Namun pedagang yang memiliki mesin penggilingan dapat menutup kerugiannya dengan menawarkan jasa pengolahan daging sapi menjadi abon dan bakso.

Advertisement

Siti Mulyani, salah satunya. Pedagang daging sapi asal Segoroyoso, Pleret, Bantul yang kesehariannya berjualan di Pasar Stan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, ini kebanjiran permintaan pengolahan abon dan bakso sejak Iduladha. Pada H+1 Iduladha, ia menerima pesanan sampai 2 kuintal daging untuk diolah menjadi abon.

Ia mengakui, penjualan daging sapi menurun drastis dari biasanya. Jika dalam kondisi stabil ia bisa menjual sampai 75 kilogram (kg), pasca Iduladha ini penurunannya sampai 80%.

“Ya memang harus siap dengan fenomena tahunan ini makanya saya jual jasa [pengolahan abon dan bakso]. Kalau yang enggak punya mesin giling ya tutup,” kata Siti pada Harianjogja.com, Senin (4/9/2017).

Advertisement

Untuk pengolahan abon, Siti memasang tarif Rp28.000 per kg daging basah. Biasanya, 3 kg daging sapi basah menghasilkan 1,5 kg abon kering. Sementara harga abon saat ini mencapai Rp250.000 per kg di pasaran. Sementara untuk jasa pengolahan bakso dipatok Rp18.000 per kg, sudah termasuk tepung dan bumbu. Menurutnya, dengan menawarkan jasa pengolahan daging, penurunan penjualan yang ia alami pasca Iduladha ini dapat tertutupi.

Siti mengatakan, penurunan penjualan daging akan bertahan sampai dua bulan ke depan. Sebenarnya, penjualan daging sapi masih bisa tetap berjalan seperti biasanya, hanya saja stok barang yang ada hanya dijual dengan sistem tukar.

“Biasanya ada yang jual kulit sapi ke saya, nah itu saya beli dengan daging. Kulit satu ekor sapi biasanya saya tukar dengan dua kilogram daging super,” katanya.

Advertisement

Namun, kondisi penjualan kulit saat ini juga sedang menurun karena harga garam mahal. Garam digunakan untuk mengolah kulit sapi dan kambing sebelum diolah menjadi makanan ataupun disamak. Karena saat ini masyarakat tidak banyak berminat menjual kulit, membuat harga kulit turun. Pada Iduladha 2016, Siti mampu membeli kulit dari masyarakat senilai Rp23.000 tetapi saat ini hanya Rp12.000 saja.

Perayaan Iduladha juga membawa dampak pada penjualan daging ayam. Nur, pedagang asal Maguwoharjo mengatakan, biasanya ia bisa menjual sampai 20 kg, saat ini hanya terjual separuhnya saja. “Kita ikutan sepi karena orang-orang sudah punya daging di rumah. Paling yang beli yang warungan saja seperti penjual ayam goreng dan mi ayam,” katanya.

Namun merosotnya penjualan daging ayam diperkirakan hanya terjadi dalam waktu yang singkat. Paling setengah bulan sudah pulih lagi,” katanya. Saat ini, harga daging ayam broiler dijual Rp30.000 dari sebelumnya Rp32.000 per kg. Sementara daging sapi masih stabil di kisaran Rp115.000 per kg.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif