News
Senin, 4 September 2017 - 20:00 WIB

Sri Mulyani Tahan Persentase Utang di Bawah 30% PDB

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan orasi ilmiah peringatan Dies Natalis Ke-52 Universitas Negeri Semarang (Unnes) di kampus Sekaran, Semarang, Jateng, Kamis (30/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah menahan persentase utang tidak melebihi 30% produk domestik bruto (PDB).

Solopos.com, JAKARTA — Ambang batas utang Indonesia pada 2017 akan tetap ditahan yakni pada rasio 30% terhadap PDB.
Batasan angka tersebut merupakan setengah dari batas maksimal utang negara yakni 60% dari PDB seperti yang diatur dalam UU No. 17/2003 tentang keuangan negara.

Advertisement

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan keputusan untuk menahan rasio utang merupakan salah satu dari strategi pengelolaan pinjaman.

“Kami akan menjaga rasio pinjaman selalu dibawah threshold yakni 30% meskipun undang-undang keuangan negara menyatakan ambang batas rasio pinjaman [utang] sebesar 60% dari PDB,” kata Ani di Kompleks Parlemen, Senin (4/9/2017).

Sri Mulyani memastikan utang pemerintah terus dikelola dengan bijaksana dan produktif. Saat ini kondisi utang Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. Bahkan, ?jika dibanding tren pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan utang Indonesia pun relatif rendah di antara negara-negara lain di dunia.

Advertisement

“Apakah utang Indonesia mengkhawatirkan? Dibandingkan negara-negara di dunia, Indonesia paling rendah, di bawah Rusia. Dibanding Turki, China, South Africa, Argentina, Meksiko yang utangnya di atas 50%. India eksposur utangnya 70%. Brasil defisit besar, pertumbuhan kecil. AS dan Inggris eksposure utangnya hampir 100%,” katanya.

Selain itu, utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) per kapita juga rendah. Sebut saja Jepang, meski pendapatan per kapita masyarakatnya tinggi, rata-rata utang jika dibagi per individu bisa lebih dari 100%.

“Income per kapitanya kan Indonesia lebih rendah. Indonesia utang terhadap PDB per kapita 28%. Jepang income per kapita hampir US$40 tapi eksposure utang per kepala US$90.000. Amerika Serikat (AS) income per kapita US$57.000, [tapi] eksposure utangnya US$61.000. Jerman sama juga,” katanya.

Advertisement

Oleh sebab itu, masyarakat seharusnya tidak perlu khawatir akan utang pemerintah saat ini. “Jadi secara stok, kita yang paling kecil dan prudent. Indonesia very tiny, small. Negara yang kaya minyak kayak Qatar sudah kuning [mulai berhati-hati]. Katanya dibandingkan dengan negara yang sama-sama kaya sumber daya alam, Indonesia hijau kecil. Mau dilihat dari sudut apa, Indonesia paling prudent,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif