Jogja
Minggu, 3 September 2017 - 05:20 WIB

IDULADHA 2017 : Warga Menanti-nantikan Gunungan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Abdi dalem membawa gunungan Garebeg besar Iduladha menuju Masjid Gede Kauman, Jogja, Sabtu (2/9/2017). Lima buah gunungan yakni gunungan lanang, Gunungan Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Darat serta Gunnungan Pawuhan dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang berisi hasil bumi itu merupakan simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud rasa syukur raja kepada Allah SWT. (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Iduladha 2017, tradisi grebeg digelar Sabtu (2/9/2017).

Harianjogja.com, JOGJA — Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menggelar Grebek Besar, Sabtu (2/9/2017). Tradisi tahunan untuk memperingati Hari Raya Iduladha itu dipimpin langsung oleh Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBHP) Yudhaningrat selaku Manggalayudha alias panglima perang.

Advertisement

Baca Juga : IDULADHA 2017 : Gusti Yudho Pimpin Grebeg Besar

Dalam Grebeg Besar, kemarin, ada tujuh gunungan yang dikeluarkan Kraton tepat sekitar pukul 10.00 WIB, yakni gunungan kakung, puteri, gepak, darat, pakuwuh, lanang, dan wadon. Keluarnya gunungan ini ditandai dengan suara tembakan ke udara.

Gunungan ini juga dikawal oleh sejumlah prajurit yang terdiri dari prajurit Wirobrojo, Ketanggung, Bugis, Daeng, Patangpuluh, Nyutro. Para prajuri ini juga dilengkapi dengan aksesoris senjata tradisional tombak, keris, dan senapan. Pada bagian akhir adalah prajurit Manggayuda.

Advertisement

Iring-iringan gunungan ini menjadi tontonan warga dan wisatawan. Banyak warga yang berupaya mengabadikan melalui kamera telepon selularnya. Petugas pun berkali-kali harus mengingatkan agar warga tidak mendekat. Saking dekatnya warga, hingga kuda pengawal sempat mengamuk sebentar, namun kembali jinak setelah ditenangkan pawangnya.

Lima dari tujuh gunungan dibawa ke halaman Masjid Gedhe Kauman. Sementara dua gunungan lainnya dibawa ke Kepatihan dan Puro Pakualaman. Lima gunungan di halaman masjid langsung ludes menjadi rebutan warga, bahkan sebelum selesai didoakan warga sudah mulai berebut.

Warga memiliki keyakinan dengan mendapatkan sebagian makanan atau asesoris dari gunungan tersebut akan mendapatkan berkah. Ngarto Wiyatno, 70, salah satunya. Warga asal Kasihan Bantul itu sejak pagi datang ke Alun-alun bersama anak dan cucunya untuk mendapatkan asesoris gunungan.

Advertisement

Ia mendapa sepotong roti yang yang terbuat dari gandum. Namun roti tersebut tidak akan dimakan, melainkan akan disebar di kebun, “Buat ngusir hama, agar tanaman juga bisa subur, ya ngalap berkahnya,” ucap Mbah Ngarto.

Yudhaningrat menyatakan tradisi gunungan yang digelar setahun tig kali, yakni Gerebek Syawal, Gerebak Mulud, dan Gerebek Besar. Tiga Gerebek tersebut tersimbolisasi dalam gunungan yang dibagi-bagika kepada masyarakat. “Gunungan hasil bumi ini wujud dari sedekah Sultan untuk masyarakat Jogja,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif