Jogja
Minggu, 3 September 2017 - 05:22 WIB

IDULADHA 2017 : Mencari Penyembelih Sapi di Kampung Jagal

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga bernama Jemingan mengasah pisau-pisaunya di halaman rumahnya, Desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo, Rabu (30/8/2017). Wilayah tersebut dikenal sebagai kampung jagal karena ada banyaknya yang punya pekerjaan sampingan sebagai tenaga penyembelih sapi pada setiap perayaan hari raya Iduladha. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Iduladha 2017, Desa Sukoreno dikenal sebagai kampung penjagal
Harianjogja.com, KULONPROGO  — Desa Sukoreno dikenal sebagai kampung jagal di wilayah Sentolo, Kulonprogo. Setiap perayaan hari raya Iduladha, warga setempat memiliki pekerjaan musiman menjadi tenaga penyembelih sapi.

Sejak sekitar tahun 1980, sejumlah warga Sukoreno mempunyai pekerjaan sampingan sebagai tukang jagal. Hal itu tidak lepas dari adanya usaha penjualan sapi yang dijalankan salah satu keluarga di desa setempat. Juragan sapi tersebut ternyata sengaja menyediakan tukang jagal sebagai fasilitas khusus bagi para pembeli.

Advertisement

“Awalnya ada pembeli yang minta tenaga penyembelih. Saat itu baaru ada 10 orang tapi lalu menjadi semakin bertambah seiring banyaknya permintaan,” kata Olah Suparlan, pengusaha sapi di Sukoreno, Rabu (30/8/2017) kemarin.

Jumlah tukang jagal di Sukoreno saat ini mencapai sekitar 100 orang dan tersebar di delapan dusun. Tiga hari sebelum Iduladha, biasanya Olan akan mengumpulkan mereka untuk pembagian kelompok. Satu kelompok minimal terdiri dari dua orang, tergantung jumlah sapi yang disembelih. Mereka juga diberikan pengarahan dan pelatihan mengenai tata cara penyembelihan,

Mereka kemudian diantar dari Sukoreno ke masing-masing lokasi penugasan pada hari penyembelihan dan akan dijemput kembali jika sudah selesai. Olah mengungkapkan, wilayah yang mendapat fasilitas khusus itu diakui terbatas ke sekitar Kulonprogo, Jogja, Sleman, dan Bantul. “Kalau terlalu jauh, takutnya nanti malah kesiangan,” ujar Olan.

Advertisement

Olan lalu mengatakan, pihaknya memberikan tenaga penyembelih sekaligus pengulitan secara gratis untuk setiap konsumen yang membeli dua ekor sapi atau lebih. Mereka sudah mendapatkan upah sendiri dari Olah. “Tapi banyak juga panitia kurban yang memberi kulit dan beberapa kilogram daging sapi sebagai upah tambahan untuk jagal,” ucap dia.

Seorang tukang jagal bernama Jemingan mengaku sudah melakoni pekerjaan itu selama lima tahun. Awalnya, dia hanya membantu teman tapi lama-lama jadi berani menyembelih sendiri. Sekali bertugas, Jemingan kini bisa menyembelih hingga 5 ekor sapi dan 20 ekor kambing.

Berbagai persiapan dia lakukan sebelum berangkat ke tempat penyembelihan, seperti mengasah pisau dan menyiapkan tali. Dia juga memastikan tubuhnya sehat dan bugar agar kuat menghadapi sapi. “Dukanya paling kalau ada sapi yang nakal atau talinya putus. Kadang harus berusaha menangkap dulu sebelum menyembelih,” ungkap Jemingan

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif