Jogja
Sabtu, 2 September 2017 - 11:18 WIB

TRANSPORTASI JOGJA : MRT & LRT Jadi Ide Brilian, Tapi ..

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mass rapid transit (MRT) Surabaya. (smart.surabaya.go.id)

Transportasi Jogja alternatif perlu segera diupayakan

Harianjogja.com, JOGJA — Anggota Panitia Khusus Rancangan Peraturan Daerah tentang Trasportasi Lokal Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jogja, Antonius Fokki Ardiyanto menilai pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) atau pun Light Rail Transit (LRT) sudah sangat mendesak untuk direalisasikan.

Advertisement

Baca Juga : TRANSPORTASI JOGJA : Pembangunan MRT atau LRT Mendesak Direalisasikan, Mungkinkan Segera Terealisasi?

Sedangkan untuk dana pembangunan, dia mengatakan Pemkot Jogja tak perlu risau karena sumber pendanaan bisa dicari lewat kerja sama dengan pihak ketiga. Fokki mencontohkan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang bisa membangun jembatan Semanggi Dua tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sama sekali.

Menurutnya yang paling penting adalah niat dari eksekutif. Jika memang ada niat, semua bisa diwujudkan. Untuk semakin ‘menekan’ Pemkot Jogja, Fokki mengaku sudah memasukkan rencana pembangunan MRT atau LRT sebagai amanat dalam Raperda Transportasi Lokal.

Advertisement

“Semoga Raperda bisa segera disahkan supaya Pemkot tidak punya alasan lagi untuk mengelak karena statusnya sudah amanat. Karena itulah saya sangat kecewa ketika bagian hukum Pemkot tidak hadir sehingga raperda belum bisa disahkan,” ucapnya, Jumat (1/9/2017).

Terpisah, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Jogja, Golkari Made Yulianto menyampaikan bahwa ide pembanguan MRT atau LRT adalah ide brilian untuk mengatasi problematika lalu lintas di Kota Jogja.

Hanya saja, dia beranggapan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni masalah cakupan karena luas Kota Jogja hanya 32,5 kilometer persegi. Menurutnya jika MRT dan LRT hanya dibangun di wilayah Kota Jogja akan kurang bagus dan efektif.

Advertisement

“Cakupannya sangat kecil. Kalau mau bikin, minimal sampai daerah perkotaan. Dimana wilayah Sleman, Bantul bisa masuk. Dalam Ring Road lah. Karena itulah dalam wacana ini Pemkot harus duduk dengan DIY,” terangnya. Baru saat masalah itu sudah kelar, masalah pembiayaan bisa mulai dibahas.

Dia memperkirakan, wacana ini punya peluang dibahas ketika rencana pelarangan bus wisata ukuran besar masuk kota sudah diterapkan. Rencana ini sendiri merupakan bagian dari Raperda Transportasi lokal.

Golkari Made Yulianto mengungkapkan, ketika bus wisata ukuran besar tidak boleh lagi masuk kota, transportasi lanjutan harus segera disediakan, “Misalnya nanti simpul-simpul shelternya bisa ditaruh di objek wisata,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif