Soloraya
Sabtu, 2 September 2017 - 18:35 WIB

Tiang Penyangga Lapuk, Rumah Nenek-Nenek Tibayan Klaten Ambruk

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menata bambu bekas rumah Legiyem, 65, warga Dukuh Montelan, RT 004/RW 002, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, ambruk pada Jumat (1/9/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Rumah seorang warga Tibayan, Klaten, ambruk karena tiang penyangganya sudah lapuk.

Solopos.com, KLATEN — Rumah yang ditinggali Legiyem, 65, warga Dukuh Montelan, RT 004/RW 002, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, Klaten, ambruk pada Jumat (1/9/2017) sore. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Advertisement

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Sebelum kejadian, Legiyem hendak memasak daging kurban yang diperoleh dari masjid tak jauh dari rumahnya. Saat berada di dalam rumah, Legiyem mendengar suara gemeretak dari bangunan rumahnya.

Lantaran khawatir, ia lantas keluar sembari membawa tungku yang akan dipakai memasak. Tak lama kemudian, rumah berupa bangunan semipermanen dengan dinding anyaman bambu yang ditempati Legiyem ambruk.

Untunge kula medal. Nak boten kula kembrukan [untungnya saya keluar. Kalau tidak saya tertimpa bangunan],” jelas Legiyem saat ditemui di sekitar rumahnya yang ambruk, Sabtu (2/9/2017).

Advertisement

Selama ini, Legiyem tinggal di rumah tersebut seorang diri. Legiyem memiliki dua anak yang tinggal bersama suami mereka. Satu anaknya, Trimah tinggal di rumah di depan rumah Legiyem.

Untuk sementara, Legiyem tinggal di rumah yang ditempati Trimah bersama suaminya, Edi. Legiyem mengatakan rumah yang ia tempati belum lama diperbaiki.

Perbaikan dilakukan pada bagian atap lantaran kayu-kayunya sudah lapuk dan nyaris ambruk. Perbaikan itu dilakukan warga sekitar 35 hari lalu. “Nggih sampun nasibe [Ya sudah menjadi nasib saya],” ujar Legiyem.

Advertisement

Salah satu kerabat Legiyem, Tugiman, 59, menuturkan ambruknya rumah tersebut karena kayu-kayu penyangganya sudah lapuk. Rumah yang selama ini ditempati Legiyem berukuran sekitar 10 meter x 7 meter dengan dinding anyaman bambu serta berlantai tanah.

Tugiman menjelaskan 35 hari lalu warga bergotong royong mengganti kerangka atap rumah Legiyem lantaran sudah lapuk dan nyaris ambruk. “Sebelum kejadian ini, kemarin [Kamis, 1/9/2017] Ibu Legiyem rasan-rasan dengan saya salah satu tiang rumahnya sudah doyong [miring]. Rencana mau saya beri penyangga. Belum sempat diperbaiki rumah sudah ambruk. Kalau Bu Legiyem kerjanya ya hanya bantu-bantu saja ketika ada warga yang membutuhkan,” katanya.

Kepala Desa Tibayan, Suyati, mengatakan sudah melaporkan kejadian ambruknya rumah Legiyem itu ke pemerintah kecamatan setempat. Ia mengatakan rumah Legiyem sudah masuk dalam daftar yang diusulkan mendapatkan bantuan rehab rumah tak layak huni (RTLH).

“Untuk tahun ini belum dapat bantuan. Namun, namanya sudah terdaftar mendapat bantuan rehab RTLH pada 2018,” kata Suyati.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif