Soloraya
Rabu, 30 Agustus 2017 - 06:00 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Warga Terdampak Proyek Rel Kereta Bandara Minta Rp9 Juta/Meter Persegi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Patok tanda lokasi pembangunan jalur KA bandara terpasang di tepi rumah warga Kampung Lemah Abang RT 002/RW 021 Kadipiro, Solo, Selasa (29/8/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, warga terdampak proyek pembangunan rel kereta bandara meminta tanah mereka dihargai Rp9 juta/m2.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga Kampung Lemah Abang RW 021 Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo, yang terdampak proyek pembuatan rel kereta bandara meminta pemerintah menghargai tanah mereka minimal Rp9 juta/meter persegi (m2).

Advertisement

Seorang warga RT 002/RW 021 Kadipiro, Sunarto, 60, menceritakan warga Kampung Lemah Abang sudah mengantongi gambar peta rencana pembangunan jalur kereta api (KA) dari Stasiun Solo Balapan ke Bandara Adi Soemarmo dari petugas Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat melakukan pemetaan lahan dan pendataan warga terdampak proyek tersebut.

Berdasarkan gambar itu, dia termasuk kelompok warga yang terdampak langsung pembangunan jalur KA bandara. Sunarto tinggal di lahan yang rencananya dipakai untuk membangun jalur rel baru menuju bandara. (Baca: Pembebasan Lahan Terdampak Proyek Kereta Bandara Ditarget Tuntas Oktober)

Advertisement

Berdasarkan gambar itu, dia termasuk kelompok warga yang terdampak langsung pembangunan jalur KA bandara. Sunarto tinggal di lahan yang rencananya dipakai untuk membangun jalur rel baru menuju bandara. (Baca: Pembebasan Lahan Terdampak Proyek Kereta Bandara Ditarget Tuntas Oktober)

Sunarto bersedia melepas lahan yang kini ditempatinya asal pemerintah memberikan ganti rugi yang setimpal. Dia meminta pemerintah menghargai lahan warga dengan status hak milik (HM) itu minimal tiga kali lipat dari harga pasaran yang diklaim kini mencapai Rp3 juta/meter persegi.

Sunarto menyampaikan nilai ganti rugi pemanfaatan lahan harus lebih tinggi dari harga pasaran karena warga ingin mendapatkan kenyamanan seperti yang diperoleh saat tinggal di Kampung Lemah Abang. Jika bisa memilih, dia meyakini seluruh warga di Kampung Lemah Abang tidak ingin tergusur.

Advertisement

Sunarto berharap proyek KA bandara tak merugikan warga. Dia menyebut warga Kampung Lemah Abang sekarang sudah bisa dengan mudah mengakses layanan kesehatan setelah Pemkot Solo membangun RSUD Ngipang.

Menurut Sunarto, warga tidak akan bersedia pindah atau melepas kepemilikan lahan mereka jika pemerintah tidak memberikan penawaran kompensasi yang menguntungkan. Dia mendapat kabar pemerintah akan mengundang para pemilik lahan HM yang terdampak proyek KA bandara untuk sosialisasi pada Senin (4/9/2017).

Warga Kampung Lemah Abang RT 002/RW 021 Kadipiro, Kondang Sri Sarwo Edi, juga berharap pemerintah bisa memberikan kompensasi maksimal kepada para pemilik lahan terdampak proyek KA bandara. Dia meminta pemerintah tidak membayar ganti rugi tanah warga yang terdampak proyek dengan mengacu pada nilai jual objek pajak (NJOP) melainkan sesuai harga pasaran.

Advertisement

Menurut Edi, pemerintah minimal perlu memberikan uang ganti rugi atas pemanfaatan lahan warga dengan perhitungan harga pasaran tanah dikali luasan lahan yang terdampak dan dikali tiga.

“Kami sudah nyaman tinggal di sini. Berbagai fasilitas publik dengan mudah kami akses sekarang. Jika tergusur proyek KA bandara, kami harus mencari tempat tinggal baru. Kami harus mempunyai modal cukup untuk mendapatkan tempat tinggal baru di lokasi yang sama-sama strategis seperti sekarang,” ujar Edi.

Ditanya soal jumlah rumah warga terdampak proyek pembangunan KA bandara, Edi tidak tahu. Menurut dia, informasi hasil pendataan petugas Kemenhub tidak dibagikan kepada warga.

Advertisement

Warga hanya diperbolehkan memfoto gambar peta rencana jalur KA Bandara dari petugas yang datang ke lapangan akhir pekan lalu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif