Jogja
Selasa, 29 Agustus 2017 - 12:44 WIB

Jambore Sungai, Mendengarkan Sungai "Berbicara"

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta kembali menggelar jambore sungai untuk kedua kalinya, Sabtu (26/7/2017) di Jogja National Museum. (Foto istimewa)

Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta kembali menggelar jambore sungai untuk kedua kalinya

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta kembali menggelar jambore sungai untuk kedua kalinya, Sabtu (26/7/2017) di Jogja National Museum. Pada perhelatan kali ini, tema yang diangkat adalah Sungai Bicara.

“Kalau tema sebelumnya [Ayok Ngopeni Sungai] lebih mengajak masyarakat untuk memelihara sungai, tapi yang sekarang kami berandai-andai jika sungai bisa bicara pasti sudah berteriak karena begitu banyaknya permasalahan yang harus ditanggung,” jelas Ketua Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta, Endang Rohjiani ketika dihubungi melalui sambungan telepon.

Menurutnya, selama ini sungai telah menanggung berbagai permasalahan yang tak kunjung usai seperti penambangan pasir liar, banyaknya sampah yang dibuang masyarakat dan pencemaran akibat limbah-limbah. Ia menyampaikan, sungai-sungai diperkotaan adalah sungai yang paling tersiksa.

Advertisement

Beranjak dari permasalahan-permasalahan tersebut, imbuhnya, maka para peserta Jambore Sungai yang berasal dari berbagai daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Batam merumuskan rencana aksi nasional untuk menyelamatkan sungai. Endang Rohjiani berharap rencana aksi bisa dilaksanakan pada tahun 2018 secara nasional.

Namun ia belum bisa membeberkan bagaimana detail rencana aksi nasional tersebut karena saat ini masih di bahas dalam sarasehan antara para pegiat sungai.

Selain sarasehan, dalam Jambore Nasional 2017, juga dilaksanakan seminar yang menghadirkan beberapa pembicara seperti Agus Suprapto (Direktur Bina Pengelolaan Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), dan Raditya Djati (Kasubdit PRB Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

Advertisement

“Dari seminar tersebut diharapkan ego sektoral yang selama ini menjadi kendala dalam pengelolaan sungai bisa semakin hilang. Seperti kita tahu antara satu instansi dengan instansi lain sering lempar tanggung jawab, semoga nantinya ada kerja sama antara stakeholder dalam mengatasi permasalahan sungai,” terang Endang Rohjiani.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif