Jogja
Senin, 28 Agustus 2017 - 07:20 WIB

Gedung Kesenian Sleman Ganti Nama

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kelompok Kesenian Topeng Ireng Merapi saat tampil dalam Festival Budaya dan Kuliner di Taman Kuliner Sleman, Jumat (27/5/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Gedung Kesenian Sleman berganti nama menjadi Sasana Krida Budaya Sembada sejak bulan ini

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Gedung Kesenian Sleman berganti nama menjadi Sasana Krida Budaya Sembada sejak bulan ini. Perubahan juga dilakukan dalam regulasi dalam pengelolaannya.

Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Aji Wulantara mengatakan perbaikan terus dilakukan pada gedung pertunjukan milik pemerintah ini. “Memang belum ideal, beberapa tahun ini mangkrak dari kegiatan seni,” jelasnya, Minggu (27/8/2017).

Selain itu, gedung yang dibangun medio 1980-an lalu ini kerap digunakan sebagai gudang.

Advertisement

Ia menerangkan jika perbaikan total sudah dilakukan baik fisik maupun aturan penggunaan bangunan. Pencahayaan di gedung ini dianggap sudah jauh lebih baik dan sudah ada larangan tegas pemanfaatannya sebagai gedung penyimpanan. Dikatakan pula jika sebenarnya gedung ini sempat direncanakan sebagai Taman Budaya Sleman meski kemudian urung karena pemerintah memilih mempertahankan bentuk asli bangunan.

Terlebih lagi, gedung kesenian ini merupakan tonggak kawasan budaya di Sleman. Saat ini Dinas Kebudayaan juga masih sulit mendapatkan lokasi yang tepat untuk membangun gedung kesenian baru berupa Taman Budaya. Pelaku seni diharapkan tetap bisa memanfaatkan gedung lama yang ada di Taman Denggung ini sembari menunggu perencanaan Taman Budaya. “Proses kesenian kan tidak boleh berhenti,” terangnya.

Sementara itu, pemerhati dan pelaku seni budaya Sleman, Bambang Paningron menilai ruang kesenian di Sleman belum maksimal untuk menampung potensi yang ada, khususnya untuk gedung pertunjukkan. Dari berbagai kesenian tradisional, kerakyatan dan modern di Sleman yang beragam jumlahnya, fasilitasnya dianggap tak sebanding.

Advertisement

Khusus untuk Gedung Kesenian Sleman, ia menilai ada kesan mangkrak dari gedung tersebut. Hal ini sangat disayangkan karena letaknya sebenarnya dianggap sangat potensial. “Hanya saja pemeliharaan, pengelolaan dan penataan belum selayaknya gedung kesenian,” jelasnya.

Interior gedung itu juga dianggap masih jauh dari standar gedung pertunjukkan, terbukti dari ketiadaan ruang akustik yang merupakan syarat penting. Dari segi lokasi, letaknya yang dekat dengan pasar juga dinilai tidak ideal.

Terkait rencana pembangunan gedung kesenian yang baru, ia menyarankan adanya keterlibatan konsultan ahli dan seniman yang memahami benar standar gedung kesenian. Diakuinya jika keberadaan gedung baru memang menjadi suatu kebutuhan dengan minimnya ruang ekspresi seperti saat ini. Hanya saja, keberadaan gedung baru juga harus diikuti dengan pengelolaan dan pemakaian yang tepat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif