Jateng
Sabtu, 26 Agustus 2017 - 12:50 WIB

PILKADA 2018 : Isu di Pilgub Jakarta Sulit Diterapkan di Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Lembaga Pengkajian dan Survei Indonesia (LPSI), Muchamad Yuliyanto, berbicara saat acara diskusi bersama Bawaslu Jateng di MG Setos, Semarang, Jumat (25/8/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Pilkada atau Pilgub Jateng 2018 akan diwarnai berbagai isu.

Semarangpos.com, SEMARANG – Direktur Lembaga Pengkajian dan Survei Indonesia (LPSI), Muchamad Yuliyanto, menilai isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang muncul pada Pilgub DKI Jakarta akan sulit diterapkan oleh pasangan calon (paslon) pada Pilkada atau Pilgub Jateng 2018.

Advertisement

Isu SARA bisa muncul jika salah satu calon berasal dari etnik atau kepercayaan minoritas.

“Isu-isu seperti itu sebenarnya mengabaikan rasional pemilih. Tapi, seringkali dimanfaatkan oleh salah satu paslon untuk menjatuhkan lawannya yang sebenarnya lebih berkualitas seperti yang terjadi di Pilkada Jakarta,” tutur Yuliyanto dalam diskusi bersama Bawaslu Jateng di MG Setos, Semarang, Jumat (25/8/2017).

Advertisement

“Isu-isu seperti itu sebenarnya mengabaikan rasional pemilih. Tapi, seringkali dimanfaatkan oleh salah satu paslon untuk menjatuhkan lawannya yang sebenarnya lebih berkualitas seperti yang terjadi di Pilkada Jakarta,” tutur Yuliyanto dalam diskusi bersama Bawaslu Jateng di MG Setos, Semarang, Jumat (25/8/2017).

Yulianto menilai pada Pilgub Jateng isu SARA berpotensi muncul. Kondisi itu terjadi jika tokoh non-muslim dari PDI Perjuangan, yakni F.X. Hadi Rudyatmo, maju dalam pencalonan.

Menurut pria yang menjadi dosen jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu Rudy sangat berpeluang maju dalam pilgub jika mencalonkan diri. Rudy merupakan kader kepercayaan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, sehingga mudah mendapatkan rekomendasi.

Advertisement

Yuliyanto menambahkan isu SARA atau yang bersifat sensitif dengan keyakinan dan agama masih akan menjadi pertimbangan para pemilih dalam menentukan pilihannya pada pilgub nanti.

Bahkan, dari survei yang digelar lembaganya kepada 3.000 responden di 35 kabupaten/kota di Jateng, sekitar 46,5 persen di antaranya menempatkan isu SARA sebagai pertimbangan dalam memilih.

“Isu SARA masih cukup efektif. Tapi, ini harus dihindarkan karena mengabaikan calon dari segi kualitas,” imbuh Yuliyanto.

Advertisement

Sementara itu, Koordinator Hubungan Antarlembaga Bawaslu Jateng, Teguh Purnomo, siap mengawasi pelaksanaan Pilgub Jateng dan Pilkada 2018 di tujuh kabupaten/kota di Jateng. Ia pun siap menindak paslon yang melakukan kampanye hitam dengan memanfaatkan isu seputar keyakinan dan etnik untuk meraup dukungan.

“Panwaslu dari berbagai daerah sudah kami pilih dan dilantik hari ini. Kami akan melakukan pengawasan secara intensif pelaksanaan pilkada tersebut,” ujar Teguh.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif