Jogja
Jumat, 25 Agustus 2017 - 22:55 WIB

PENELITIAN MAHASISWA : Cangkang Kerang Hijau Bermanfaat Cegah Pembusukan Kakao

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kerang hijau (Okezone)

Penelitian mahasiswa kali ini dari FMIPA UNY

Harianjogja.com, SLEMAN – Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat terobosan baru dengan memanfaatkan cangkang kerang hijau untuk mencegah pembusukan pada kakao. Cara organik itu bisa menjadi solusi bagi petani kakao yang selama ini menggunakan obat kimia.

Advertisement

Mahasiswa yang melakukan penelitian ini adalah Debby Agustin, Ulfia Nurul Khikmah, Muhson Isroni dan Anisa Maulidiya dari Prodi Biologi Fakultas MIPA UNY. Mereka melakukan penelitian untuk mengurangi kerugian akibat penyakit busuk buah kakao dengan memanfaatkan agen pengendali hayati, salahsatunya menggunakan bakteri kitinolitik di cangkang kerang hijau.

Ketua Kelompok Penelitian Debby Agustin menjelaskan bakteri kitinolitik merupakan bakteri yang menghasilkan enzim kitinase. Kitin banyak terdapat pada cangkang kerang hijau yang sangat melimpah keberadaannya di Indonesia. Kitin juga merupakan komponen penyusun dinding sel jamur yang enzimnya berperan menghancurkan dinding sel jamur tersusun oleh senyawa kitin. Oleh karena itu, kitinase dikenal sebagai salah satu protein anti jamur.

“Selama ini pestisida menjadi andalan untuk membasmi penyakit tersebut. Kami meneliti ini untuk mengetahui potensi bakteri kitinolitik dari cangkang Kerang Hijau sebagai antifungi [anti jamur] phytophthora palmivora penyebab penyakit busuk buah kakao,” terangnya dalam rilis kepada Harianjogja.com, Kamis (24/8/2017).

Advertisement

Ulfia Nurul Khikmah menambahkan hasil laboratorium ditemukan 10 isolat bakteri kitinolitik, lima di antaranya mempunyai aktivitas enzim kitinase yang tinggi. Lima isolat bakteri tersebut diuji karakternya, baik uji fisik maupun uji biokimia. Ia juga menguji antagonis kapang phytophtora palmivora, hasilnya didapatkan dua isolat bakteri yang menunjukkan adanya zona bening. Hasil itu mengindikasikan pertumbuhannya terhambat akibat enzim kitinase dari bakteri tersebut.

“Kemudian dilakukan uji kemiripan karakter dua isolat bakteri itu dengan program MVSP menggunakan genus acuan acinetobacter. Dari hasil uji menunjukkan bahwa dua isolated bakteri tersebut mempunyai kemiripan dengan genus acinetobacter sebesar 92,8% sehingga diduga bahwa dua isolat bakteri tersebut adalah genus acinetobacter yang bisa membasmi fungi phytophtora palmivora,” jelasnya.

Anisa Maulidiya menilai penelitian itu penting untuk menyelamatkan tanaman kakao. Karena kakao merupakan penghasil minuman coklat yang populer. Namun juga rentan terhadap penyakit seperti pembusukan buah kakao disebabkan oleh phytophthora palmivora yang merupakan penyakit utama. Kerugian petani akibat pembusukan dapat mencapai 50%. Gejala buah kakao yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah. Bercak berkembang dengan cepat menutupi jaringan internal dan seluruh permukaan buah, termasuk biji.

Advertisement

“Buah yang terinfeksi akan menjadi busuk total dan menjadi hitam. Jamur dapat masuk ke dalam buah dan menyebabkan biji menjadi busuk dan menurunkan kualitasnya,” ungkap.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif