Jogja
Jumat, 25 Agustus 2017 - 06:19 WIB

KAMPUS JOGJA : Unggul di Penelitian, UII Berpeluang Dapat Hibah Rp25 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rektor UII Nandang Sutrisno (tengah) dan Wakil Rektor Bidang Akademik UII Ilya Fajar Maharika saat memberi keterangan pers terkait peringkat UII di skala nasional, Kamis (24/8/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Kampus Jogja, UII bertekad menjadi universitas yang terus meningkatkan kualitas

Harianjogja.com, SLEMAN — Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menempatkan Universitas Islam Indonesia (UII) di nomor ke-41 dari 100 PTN dan PTS di Indonesia. Universitas ini memiliki kelebihan bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. UII terus mendorong para dosen melakukan penelitian yang sudah masuk klaster mandiri.

Advertisement

Baca Juga : KAMPUS JOGJA : Raih Peringkat 41, Ini Kelebihan UII

Wakil Rektor Bidang Akademik UII Ilya Fajar Maharika menambahkan, UII masuk dalam klaster mandiri untuk bidang penelitian perguruan tinggi. Sehingga berpeluang mendapatkan dana hibah sampai Rp25 miliar dari Kemenristek Dikti. Namun anggaran itu bisa didapatkan jika pembuatan proposal penelitian berjumlah banyak dan melalui seleksi ketat. Ia mengakui hingga 2017 ini, UII belum mampu menggapai separuh dari dana hibah tersebut. Bahkan di 2017 ini, pihaknya hanya mendapatkan Rp4 miliar sesuai jumlah proposal yang masuk, tahun 2016 sekitar Rp3 miliar. Karena itu, ia menarget di 2017 mampu membuat 200 proposal penelitian untuk diajukan ke pusat agar bisa meningkat dua kali lipat dibanding 2017.

“[Proposal] Itu untuk pendanaan 2018. Kami usahakan bisa dua kali lipatnya [dari perolehan tahun sebelumnya]. Lalu dari dana internal [ dari kampus] otomatis harus mengikuti dengan jumlah yang sama [dengan hibah] karena setiap dana hibah butuh dana pendamping,” jelasnya dalam konferensi pers di Ruang Sidang Rektorat UII, Jalan Kaliurang Km.14 Sleman, Kamis (24/8/2017).

Advertisement

Karena masuk dalam klaster mandiri, kata Ilya, maka UII harus menyediakan dana pendamping penelitian. Selain itu penelitian untuk dosen muda tidak diperbolehkan menggunakan dana hibah, sehingga anggaran penelitiannya disiapkan dari dana internal kampus.

“Kami masuk klaster tinggi [mandiri], ada dosen yang tidak qualified, dosen muda itu tidak bisa diterima [mengajukan proposal penelitian Dikti],” ujar,” dia.

Rektor UII Nandang Sutrisno mengatakan pihaknya terus berupaya membangun tradisi penelitian di lingkungan kampus. Gerakan penelitian dilakukan dengan mengumpulkan para dosen, diberikan dorongan sampai setengah paksaan. Mereka ditarget minimal satu tahun, satu penelitian dan satu pengabdian masyarakat, meski sebenarnya jatah seharusnya masing-masing dua. Untuk memberikan waktu yang cukup bagi dosen dalam menulis, UII menjamin mereka agar memiliki waktu untuk meneliti dan mengabdi. Jika dosen yang memiliki jam mengajar kalau terlalu besar, maka harus dikurangi. Bahkan, ia sebagai rektor turut memotivas dosen untuk menulis dan meneliti dengan membuat proposal sendiri.

Advertisement

“Sampai 2017 ini, hasil penelitian, karya ilmiah yang sudah terindeks di pangkalan data scopus mencapai 550 karya, kami akan terus kembangkan,” tegasnya.

Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UII Akhmad Fauzi menyatakan, terkait evaluasi kinerja pengabdian kepada masyarakat, UII berada di posisi keempat dari seluruh kampus di Indonesia. Peringkat itu menempatkan UII di posisi atas untuk kategori PTS. Adapaun pemeringkatan itu dengan jumlah 808 perguruan tinggi menjadi kontributor, terdiri 107 PTN dan 701 PTS. “Dalam sumber daya pengabdian masyarakat ini, mencakup SDM, kelembagaan, fasilitas penunjang, sumber pendanaan dan sumber daya Iptek. Termasuk kriteria manajemen dan proses pengelolaan juga menjadi indikator penilaian,” ungkap dia.

Advertisement
Kata Kunci : Kampus Jogja UII
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif