Jogja
Kamis, 24 Agustus 2017 - 16:20 WIB

Puluhan Ton Gula Tertahan, Petani Tebu DIY Berdemo

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - -Harga gula di tingkat petani anjlok, akibatnya puluhan ton gula tertahan di gudang PT Madubaru. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harga gula di tingkat petani anjlok, akibatnya puluhan ton gula tertahan di gudang PT Madubaru

Harianjogja.com, BANTUL--Harga gula di tingkat petani anjlok, akibatnya puluhan ton gula tertahan di gudang PT Madubaru. Puluhan petani tebu DIY pun menggelar aksi demo di Jalan Ring Road Selatan, tepatnya di timur perempatan Madukismo, Bantul pada Kamis (24/8/2017).

Advertisement

Dalam aksi demo ini, mereka juga meminta pemerintah mencabut pajak penambahan nilai (PPN) sebesar 10% terhadap komoditas gula. Sebab, pajak tersebut dibebankan kepada petani, bukan kepada para pedagang gula.

Latar belakang penerapan PPN 10% atas gula tebu bermula dari gugatan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ke Mahkamah Agung (MA) atas Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 2007 tentang impor dan atau penyerahan barang kena pajak yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

Atas gugatan Kadin itu, pada 25 Februari 2014 MA menerbitkan putusan Nomor 70P/HUM/2013 yang memerintahkan pemerintah merevisi PP No. 31 tahun 2007 dengan memperluas barang kena pajak untuk produk pertanian termasuk perkebunan tebu.

Advertisement

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Roby Hernawan mengatakan keputusan tersebut sangat memberatkan petani. Apalagi kini Harga Pokok Penjualan (HPP) hanya menyentuh Rp9.100 per kilogram. Padahal menurutnya HPP gula petani minimal seharga Rp10.670 per kilogram.

Bahkan ia menyebut, harga beli tebu kini di tingkat petani kini juga merosot hingga Rp8.300 per kilogram saja. “Kami jelas rugi. Untuk cashflow kami kesulitan,” ucapnya saat ditemui di sela-sela aksi demo.

Karena merosotnya harga tersebut, Roby menuturkan ada ribuan ton gula siap jual yang tertahan di PG Madukismo. Harga beli yang tak masuk akal membuat pihak petani maupun Madubaru tak sudi melepas gula tersebut ke pasaran. Apalagi stok gula di pasar kini surplus dari hasil impor gula.

Advertisement

Maka pihaknya meminta pemerintah untuk menyetop atau setidaknya melakukan moratorium impor gula. “Ini aneh. Harga di petani anjlok, gula dibeli murah, tapi gula di pasar banjir [surplus]. Sebenarnya ada apa?” tanyanya.

Sementara itu, Direktur PT Madubaru KRT Madu Gondo tidak mau berkomentar banyak saat dimintai konfirmasinya. Namun ia membenarkan ada ribuan ton stok gula yang masih tertahan di gudang. “Kali ini saya no comment dulu ya,” tolaknya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif