Jogja
Kamis, 24 Agustus 2017 - 14:55 WIB

Pemeliharaan Selokan Mataram Minim Fasilitas

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi selokan mataram di wilayah Tirtoadi, Mlati, Rabu (23/8/2017). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Fasilitas operasional bagi petugas pengamat Selokan Mataram hingga kini belum memadai

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Fasilitas operasional bagi petugas pengamat Selokan Mataram hingga kini belum memadai. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) DIY berjanji memenuhi operasional petugas.

Keberadaan Pos Pengamat Selokan Mataram baik I dan II dinilai penting. Selain untuk memelihara fisik saluran irigasi tersebut juga untuk mengawasi debit air yang dibutuhkan para petani. Sayangnya, tugas tersebut tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai.

Advertisement

Keberadaan Pos Pengamat Selokan Mataram baik I dan II dinilai penting. Selain untuk memelihara fisik saluran irigasi tersebut juga untuk mengawasi debit air yang dibutuhkan para petani. Sayangnya, tugas tersebut tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai.

Untuk operasional, petugas baik di Mataram I dan Mataram II tidak dilengkapi dengan kendaraan khusus. Untuk operasional, masing-masing petugas menggunakan kendaraan pribadi itupun hanya berupa sepeda motor.

“Padahal tugas kami juga membersihkan sampah-sampah yang mengotori selokan,” kata Suparno, petugas teknik pengamatan Mataram I Margodadi Seyegan, Rabu (23/8/2017).

Advertisement

“Kalau di sampingnya masih ada lahan, terpaksa sampah dipinggirkan di tepi jalan. Yang jadi masalah, kalau itu ada di sekitar pemukiman, otomatis tidak ada tempat untuk menyingkirkan sampah,” katanya.

Pihaknya sebenarnya sudah mengusulkan adanya kendaraan operasional untuk mengangkut sampah-sampah itu. Jika bukan berjenis pick up, mereka rela jika BBWSSO memberikan kendaraan operasional berupa sepeda motor roda tiga.

Sayangnya, usulan tersebut sampai saat ini belum terealisasi. Padahal wilayah operasional pos pengamat Mataram I membentang sepanjang 20 km dari Kalibawang hingga Kutuasem Mlati. “Sudah bertahun-tahun, sejak 2007. Ya bagaimana lagi, setiap diusulkan jawabannya tidak ada anggaran,” katanya pasrah.

Advertisement

Untuk mengurangi beban petugas, dia berharap masyarakat tidak membuang sampah ke selokan mataram. Menurut Suparno, sampai saat ini kebiasaan warga membuang sampah ke selokan mataram tidak bisa dihilangkan. Padahal sosialisasi hingga teguran sudah sering diberikan. “Kami tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ada yang ditegur jawabannya ngeyel, katanya tak ada tempat sampah,” ujar dia.

Terkait hal itu, Kepala BBWSSO DIY Tri Bayu Adji mengaku pihaknya sudah memikirkan terkait fasilitas tersebut. Menurutnya, kendaraan khusus roda tiga itu akan menjadi sarana operasional bagi petugas pengamat baik Mataram I maupun II.

“Semoga segera cepat terealisasi. Saya sendiri sudah pikirkan itu. Ke depan seluruh sarana dan prasarana pos pengamatan akan kami perbaiki,” kata Tri.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Selokan Mataram
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif