Jogja
Kamis, 24 Agustus 2017 - 15:55 WIB

Instrumen Keuangan Syariah Solusi Entaskan Kemiskinan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati saat membuka The 2nd Annual Islamic Finance Conference yang diselenggarakan di Royal Ambarrukmo Yogyakarta (RAY) Hotel, Rabu (23/8/2017). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati membuka The 2nd Annual Islamic Finance Conference yang diselenggarakan 23-24 Agustus 2017

Harianjogja.com, JOGJA-Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati membuka The 2nd Annual Islamic Finance Conference yang diselenggarakan 23-24 Agustus 2017. Dalam penyelenggaraan event internasional ini, Menkeu menegaskan relevansi penerapan sistem keuangan syariah dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Advertisement

Sri Mulyani menuturkan konferensi ini digelar untuk meningkatkan perhatian, minat, inovasi dan kreativitas dari para pelaku ekonomi agar bisa memberikan pemikirannya terhadap pengembangan sistem keuangan syariah. Mengambil tema The Role of Islamic Finance in Eradicating Poverty and Income Inequality, menjadi forum bagi para pembuat kebijakan untuk mendiskusikan optimalisasi peran keuangan syariah dalam pembangunan nasional.

“Terutama kepada the young economist agar dapat memberikan gagasannya untuk membangun dan mengembangkan islamic finance, tidak hanya di Indonesia tetapi juga relevan untuk negara lain,” ujar Sri Mulyani di Royal Ambarrukmo Yogyakarta (RAY) Hotel, Rabu (23/8/2017).

Peran ekonom muda, kata Sri Mulyani juga sangat penting dalam pengembangan sistem keuangan berbasis syariah. Dalam Young Islamic Economist Forum, salah satu rangkaian dari The 2nd AIFC ini, diharapkan muncul gagasan-gagasan dalam rangka meningkatkan peranan keuangan syariah ini.

Advertisement

“Di mana sistem ini nantinya dapat menjadi solusi untuk memerangi kemiskinan dan ketimpangan. Itu adalah development goals yang sangat relevan terutama di banyak negara Islam,” jelas Menkeu.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Suahasil Nazara mengungkapkan persoalan sosial ekonomi adalah persoalan yang banyak dihadapi negara-negara berkembang, termasuk di dunia Islam. Dia menambahkan menurut data PBB, indeks dari pengembangan individu dari negara Islam masih di bawah rata-rata dunia.

Sebagai negara dengan populasi penduduk beragama muslim terbesar, masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan masih menjadi persoalan yang harus dihadapi Indonesia. Kendati, pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mengalami perkembangan yang progresif, namun persoalan kemiskinan masih menjadi ganjalan.

Advertisement

“Kami melihat, sistem keuangan syariah merupakan potensi yang cukup besar untuk menanggulangi persoalan sosial ekonomi, seperti kemiskinan dan kesenjangan pendapatan,” jelas Suahasil.

Ia memaparkan untuk mendorong pertumbuhan sistem tersebut, berbagai instrumen keuangan Islam dapat dipergunakan. Di antaranya melalui zakat, wakaf dan sukuk. Terutama sukuk, yakni surat utang negara berbasis syariah.

“Perkembangan sukuk, islamic financing di Indonesia sangatlah pesat. Sukuk Indonesia juga paling dihargai di dunia, bukan hanya karena jumlahnya, tetapi juga pengelolaannya selalu aktif,” ungkap Suahasil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif