Jogja
Kamis, 24 Agustus 2017 - 19:20 WIB

2 Sekolah Rawan Kekeringan Terima Bantuan Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KPw BI DIY, Budi Hanoto [kiri] sedang memberikan simbolis bantuan kepada Kepala SD N Kaliandong Nanggulan, Sumiyati Kamis (24/8/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Bank Indonesia (BI) menyalurkan bantuan sarana penyediaan air bersih di Kecamatan Nanggulan

 

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO– Bank Indonesia (BI) menyalurkan bantuan sarana penyediaan air bersih di Kecamatan Nanggulan, Kamis (24/8/2017). Dalam kesempatan tersebut, BI memberikan bantuan kepada dua sekolah sekaligus, Sekolah Dasar (SD) Kaliandong dan SD Kalimanggis, Desa Donomulyo.

Kepala Kantor Perwakilan BI (KPwBI) DIY, Budi Hanoto mengungkapkan bantuan yang diberikan berupa pembangunan tower penampungan air. Dua sekolah tersebut dipilih karena kedua sekolah dasar tadi diketahui kerap mengalami kesulitan air bersih.

Budi menambahkan, bantuan ini merupakan bagian dari program Dedikasi Untuk Negeri, yang digelar secara nasional sesuai kebutuhan tiap daerah.

Advertisement

“Bantuan sarpras air bersih berupa tower penampungan adalah usulan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kulonprogo. Selain itu kami berikan bantuan perbaikan saluran limbah, karena saat kemarau air sering kurang lancar,” kata dia, di SD Negeri Kaliandong, Kamis.

Bantuan yang diberikan BI tadi setara dengan nilai Rp20 juta per sekolah. Sebelum di Kulonprogo, BI juga menyalurkan bantuan serupa di Gunungkidul, namun dengan kapasitas air lebih besar lantaran unuk memenuhi kebutuhan warga luas.

BI menyatakan siap menyalurkan bantuan ke tempat lain, apabila ada permintaan dari pemerintah daerah atau pemeirntah pasar. Namun, jajarannya akan terlebih dahulu melakukan survei.

Advertisement

Kepala SD Kaliandog, Desa Donomulyo, Sumiyati menjelaskan, bantuan pembangunan sarana prasarana air bersih dari BI sangat membantu pihak sekolah. Setiap musim kemarau tiba, pasokan air kerap terganggu. Air di dalam sumur mengalami penyusutan, posisi tandon yang kurang tinggi, menyebabkan tekanan air tidak kencang, dan air tidak mampu mengalir lewat keran air sekolah secara menyeluruh.

“Kalau satu keran dibuka, keran lainnya tidak keluar airnya. Tandon air kami tingginya sekitar dua meter,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif