Soloraya
Rabu, 23 Agustus 2017 - 22:35 WIB

Warga Sragen Dapat Hiburan Gratis Nonton Latihan Terjun Payung Kopassus

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Empat penerjun Grup 2 Kopassus seperti membuat formasi saat latihan terjun payung statik di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, Rabu (23/8/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Sebanyak 159 penerjun payung dari Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan latihan terjun di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Warga dan pedagang terdengar riuh saat bertransaksi di Pasar Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, Rabu (23/8/2017). Hari itu pasaran Kliwon yang merupakan hari pasaran di pasar desa itu.

Advertisement

Sejumlah prajurit TNI Angkatan Darat lalu lalang di jalan depan pasar di jantung Desa Karungan itu. Tenda warna hijau tua berdiri di lahan sawah kering di selatan pasar itu.

Jarum jam menunjukkan pukul 07.00 WIB. Tiba-tiba terdengar suara pesawat Hercules tipe C-130 long body di udara. Dari pantat pesawat itu keluar sembilan penerjun dari Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan Kartasura.

Advertisement

Jarum jam menunjukkan pukul 07.00 WIB. Tiba-tiba terdengar suara pesawat Hercules tipe C-130 long body di udara. Dari pantat pesawat itu keluar sembilan penerjun dari Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan Kartasura.

Sembilan penerjun itu melayang-layang seperti ubur-ubur laut pada ketinggian 500 meter dari permukaan tanah. “Wah, jebule tenan. Hla kae wis terjun. [Wah, ternyata benar. Hla itu sudah terjun],” celetuk Saimin, 59, warga Dukuh Mranggen RT 008, Desa/Kecamatan Plupuh, Sragen, yang menunggu-nunggu atraksi terjun payung sejak pukul 05.30 WIB di sawahnya.

Para penerjun yang melayang di angkasa itu menyedot perhatian warga. Transaksi jual beli di Pasar Karungan nyaris terhenti demi melihat terjun payung itu.

Advertisement

Tak sedikit penerjun yang mendarat di ladang jagung, ladang kacang tanah, dan sawah. Ada pula dua penerjun yang parasutnya tersangkut pohon turi di tengah persawahan dan tersangkut genting rumah salah satu warga di perkampungan.

“Kalau turun di sawah mesti glumrut bletok [belepotan lumpur]. Hanya nginjak saja susah diangkat apalagi turun dari ketinggian. Sawahnya jelas rusak itu. Hla itu ada yang ladang jagung juga. Gonamu kae kang [tempatmu itu, Kang]?” tanya Saimin kepada Samidi, 50, warga Dukuh/Desa Karungan RT 005, Plupuh, sambil menonton terjun payung.

Samidi mengiyakan pertanyaan Saimin. Samidi tidak waswas tanaman jagungnya rusak. Ternyata tanaman petani yang rusak akan mendapat ganti rugi dari TNi Grup 2 Kopassus. Saimin dan Samidi jadi teringat atraksi terjun payung serupa yang dilakukan di Karungan pada 2015 lalu.

Advertisement

“Dulu waktunya enggak sepagi ini. Jumlah penerjunkan lebih banyak tahun lalu. Terjunnya juga di areal persawahan seperti ini. Ada yang terjun malam juga. Kalau tidak salah pas Bulan Puasa. Gara-gara Salat Tarawih, saya jadi terlambat lihat terjun payung,” kata Samidi.

Tak sedikit ibu-ibu, remaja, dan anak-anak yang mengabadikan momentum langka itu. Saminem, 54, warga Mrakean RT 020, Desa Sambirejo, Plupuh, menaiki motor bersama anak dan cucunya untuk melihat lebih dekat aktivitas terjun payung itu.

Dulu, ia hanya melihat dari kampungnya yang berjarak 2-3 km dari Karungan. “Cucu saya ini yang memaksa ingin lihat lebih dekat,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu pagi.

Advertisement

Para pejabat di lingkungan Pemkab Sragen, Kecamatan Plupuh, dan perangkat Desa Karungan, melihat aktivitas terjun payung itu dari tenda khusus. Wadan Grup 2 Kopassus, Letkol (Inf) Aulia Dwi Nasrullah, ikut membaur dengan mereka.

Total personel Grup 2 Kopassus yang terlibat dalam latihan penyegaran itu sebanyak 200 orang dan 160 orang di antaranya penerjun. “Ada satu penerjun yang tidak jadi turun karena kakinya bengkak. Jadinya hanya 159 orang penerjun di Plupuh ini. Pesawat take off dari Bandara Adi Soemarmo Solo. Ya, pesawatnya itu milik TNI AU. Walapun TNI AD sebenarnya juga punya pesawat Hercules,” ujar Serda Sarno, salah satu pendukung pelatih terjun payung Grup 2 Kopassus saat berbincang dengan Solopos.com.

Wadan Grup 2 Kopassus, Letkol (Inf) Aulia Dwi Nasrullah, menjelaskan latihan terjun statis itu melibatkan 160 personel yang terbagi menjadi dua sorti/gelombang. Setiap sorti terdiri atas 80 orang penerjun.

Mereka tidak terjun berbarengan tetapi 10 orang kemudian pesawat memutar terjun lagi 10 orang dan seterusnya. “Tujuannya memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit Kopassus dalam terjun payung. Kegiatan itu kami rangkaikan dengan bakti sosial, seperti pengobatan gratis, pembagian 400 paket sembako, kerja bakti di fasilitas umum, dan penghijauan dengan penanaman 2.000 batang pohon produktif dan buah. Bersama Pemkab Sragen ada panggung hiburan juga untuk masyarakat. Kegiatan itu mendapat support dari Pemkab Sragen,” ujar Aulia.

Dia menyakini bersama rakyat TNI kuat, hebat, dan profesional. Kegiatan Grup 2 Kopassus itu dilaksanakan selama dua hari. “Sekarang terjun siang dan besok [Kamis ini] terjun malam. Tempatnya sama. Latihan itu rutin dan lokasinya dipilih di Soloraya. Ya, tanaman yang rusak pasti diganti. Besok setelah terjun malam dilanjutkan latihan taktik tempur,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif