Soloraya
Selasa, 22 Agustus 2017 - 21:15 WIB

PENGANIAYAAN KLATEN : Warga Butuh Babak Belur Dipukuli Rombongan Karnaval

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Solopos/Dok)

Penganiayaan Klaten, seorang warga Butuh, Karanganom, babak belur setelah dipukuli rombongan peserta karnaval.

Solopos.com, KLATEN — Seorang warga Dukuh Butuh, Desa Blanceran, Kecamatan Karanganom menjadi korban penganiayaan saat karnaval di desa tersebut, Minggu (20/8/2017) sore.

Advertisement

Terkait kejadian itu, pemerintah desa (pemdes) berupaya menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan. Informasi yang dihimpun Solopos.com, warga yang menjadi korban itu bernama Harjanto, 35. Ia mengalami luka-luka di kepala dan wajah setelah dipukuli sejumlah pemuda dari rombongan karnaval.

Hingga Selasa (22/8/2017), Harjanto masih dirawat di rumah sakit (RS). Kepala Desa (Kades) Blanceran, Bambang Hery Novianto, mengatakan pada Minggu pemdes menggelar karnaval mengelilingi desa. Kegiatan yang digelar setiap tahun untuk merayakan HUT RI itu diikuti warga dari tujuh dukuh yang menampilkan berbagai kreasi.

Advertisement

Hingga Selasa (22/8/2017), Harjanto masih dirawat di rumah sakit (RS). Kepala Desa (Kades) Blanceran, Bambang Hery Novianto, mengatakan pada Minggu pemdes menggelar karnaval mengelilingi desa. Kegiatan yang digelar setiap tahun untuk merayakan HUT RI itu diikuti warga dari tujuh dukuh yang menampilkan berbagai kreasi.

Namun, saat karnaval digelar pada Minggu ada laporan warga menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah pemuda yang ikut rombongan karnaval. “Peristiwa sebenarnya seperti apa saya tidak tahu persis. Begitu mendapat laporan terkait peristiwa tersebut saya datang ke lokasi. Korban sudah dibawa pergi untuk mendapatkan perawatan. Selama ini tidak ada konflik, makanya saya juga heran,” kata Bambang saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa.

Atas kejadian itu, pemdes sudah mengumpulkan keluarga korban serta tokoh masyarakat wilayah Dukuh Butuh. Hal itu agar kasus tak merembet lebih luas.

Advertisement

Bambang mengatakan tak mengetahui para pelaku penganiayaan itu lantaran banyaknya peserta karnaval. Namun, ia membenarkan para pelaku serta korban masih satu desa.

“Kami upayakan agar selesai kekeluargaan karena kalau lewat jalur hukum kami khawatir efek di kemudian harinya. Apalagi dari kejadian ini korban dan pelaku masih satu desa,” urai dia.

Bambang menuturkan saat ini pemdes masih fokus pada penyembuhan korban. Ia memastikan biaya pengobatan korban dia yang tanggung.

Advertisement

Ketua RT 005 Dukuh Butuh, Muslimat, menuturkan kondisi Harjanto mulai membaik namun masih dirawat di RS. Ia mengatakan Harjanto sempat dipulangkan pada Minggu sore namun kembali dibawa ke RS pada Minggu malam karena mengeluhkan pusing.

Muslimat menjelaskan dari informasi yang ia peroleh peristiwa itu terjadi saat rombongan karnaval melintasi wilayah Dukuh Butuh. Saat itu, ada warga yang tak ikut karnaval mengingatkan sejumlah peserta yang mengendarai sepeda motor dengan knalpot blombongan.

“Beberapa warga mengingatkan agar tidak mbleyer sepeda motornya. Kemudian warga itu dikejar. Lokasi kejadian dekat rumah korban. Saat itu korban keluar rumah berniat melerai. Tetapi justru dipukuli,” kata dia.

Advertisement

Muslimat menjelaskan Harjanto yang babak belur setelah dipukuli langsung dilarikan ke RS. Sementara ini, agar peristiwa tak meluas warga di wilayah Dukuh Butuh sudah diwanti-wanti meredam emosi.

Ia membenarkan pada Senin (21/8/2017), tokoh masyarakat serta keluarga Harjanto sudah bertemu dengan kepala desa setempat untuk membahas penyelesaian kasus secara kekeluargaan dengan sejumlah syarat. Terkait hal itu, Muslimat menuturkan warga menunggu hasil mediasi.

“Kami menunggu perkembangannya seperti apa. Kalau memang tidak ada titik temu, dilanjutkan ke jalur hukum. Warga sendiri setiap ada yang berkumpul selalu diingatkan tidak melakukan aksi sehingga kejadian tidak meluas,” katanya.

Kapolsek Karanganom, AKP Sugeng Handoko, menjelaskan masih memanggil dan memeriksa saksi meski korban belum melapor lantaran masih dirawat di RS. Ia membenarkan tokoh masyarakat serta keluarga korban dikumpulkan di kantor desa setempat untuk penyelesaian secara kekeluargaan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif