Jogja
Selasa, 22 Agustus 2017 - 14:55 WIB

BANDARA KULONPROGO : Warga Masih Menunggu Jaringan Listrik di Lahan Relokasi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa pekerja berupaya menyelesaikan pembangunan rumah warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di lahan relokasi yang terletak di wilayah Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo. Foto diambil awal Juni 2017. (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Belum adanya aliran listrik masih dianggap sebagai penghambat utama bagi penyelesaian hunian relokasi

Harianjogja.com, KULONPROGO-Belum adanya aliran listrik masih dianggap sebagai penghambat utama bagi penyelesaian hunian relokasi oleh warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Advertisement

Kepala Dusun Kragon II, Desa Palihan Temon, Wiharto mengatakan, ada 27 KK asal Kragon II yang menempati lahan relokasi di tanah kas desa wilayah Palihan. Mereka bergabung dengan 49 KK lain yang berasal dari Dusun Ngringgit dan Kragon I.

Namun, belum ada satupun rumah yang benar-benar sudah tuntas pembangunannya. “Sebagian besar belum sepenuhnya jadi. Sekitar 50 persen memang sudah beratap tapi juga masih seadanya,” ujar Wiharto, Senin (21/8/2017).

Wiharto memaparkan, banyak bangunan yang belum dipasangi daun pintu dan jendela hingga lantai yang belum berkeramik. Bagian dinding kebanyakan juga masih plesteran semen dan belum dicat. Menurutnya, tahap penyelesaian akhir masih membutuhkan banyak waktu, setidaknya sampai September nanti.

Advertisement

Wiharto juga mengungkapkan jika belum ada aliran listrik di lahan relokasi. Kondisi itu dinilai memperlambat proses penyelesaian pembangunan.

“Listrik belum tersambung ke rumah-rumah. Baru ada togor [tiang] dan kabelnya tapi listriknya belum mengalir. Padahal pemasangan keramik atau plafon atap butuh tenaga listrik,” kata Wiharto.

Kepala Dusun Bapangan, Desa Glagah Temon, Suparjo juga menyampaikan keluhan warga mengenai belum adanya jaringan listrik. Beberapa warga sampai berpikir untuk menggunakan genset dalam pemasangan keramik tapi biayanya yang dikeluarkan bakal menjadi lebih banyak. “Informasi dari PLN, listriknya baru bisa nyala akhir bulan ini,” ungkap Suparjo.

Advertisement

Jika jaringan listrik sudah siap dan menjangkau setiap rumah, Suparjo cukup optimis pembangunan hunian relokasi bisa rampung pada September besok. Hal itu khususnya bagi 40 rumah yang dibangun warga Bapangan. Warga bahkan diperkirakan bisa mulai pindah pada pertengahan September meski bangunan rumah baru belum sempurna.

Tahap land clearing terhadap lahan pembangunan NYIA telah berjalan selama lebih dari seminggu. Meski begitu, Suparjo  mengaku belum menerima surat atau pemberitahuan dari PT Angkasa Pura I yang menegaskan agar warga terdampak benar-benar harus pindah dari kawasan pembangunan bandara.

“Kalau disuruh pindah, pasti kami mau. Rumah itu bukan milik kami lagi. Tapi pindahannya tetap tergantung kondisi kesiapan rumah [relokasi] dan listriknya sudah nyala,” ucap Suparjo.

Sementara itu, Pemkab Kulonprogo berupaya melakukan percepatan dalam program relokasi. Warga terdampak ditargetkan bisa mulai pindah pada September ini.

Advertisement
Kata Kunci : BANDARA KULONPROGO
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif