Soloraya
Senin, 21 Agustus 2017 - 05:00 WIB

PENDIDIKAN SOLO : Hanya Butuh 2 Tahun Belajar di SMAN 3 Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar SMA. (JIBI/Solopos/Antara)

Pendidikan Solo di SMA 3 ternyata bisa ditempuh dalam waktu dua tahun.

Solopos.com, SOLO — Hanya butuh waktu dua tahun bagi para siswa di SMAN 3 Solo mulai tahun pelajaran 2016-2017 untuk belajar hingga lulus sekolah. Syaratnya mereka harus lolos tes khusus yang digelar sekolah pada awal tahun ajaran.

Advertisement

Suasana di Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri (SMAN) 3 Solo, Kamis (10/8/2017) siang, hening. Puluhan siswa sibuk memerhatikan penjelasan Bambang Dwi Sasongko. Guru bahasa Indonesia itu menjelaskan materi tentang penyusunan karya ilmiah.

Tak lama, Bambang meminta mereka duduk berkelompok untuk memulai sesi diskusi seputar penyusunan karya ilmiah. Bambang menyilakan para siswa memanfaatkan telepon seluler (ponsel) mereka untuk mencari materi pendukung lewat Intenet. Siswa-siswi itu segera larut dalam suasana diskusi. Mereka kemudian membuat makalah tentang penelitian sederhana.

Advertisement

Tak lama, Bambang meminta mereka duduk berkelompok untuk memulai sesi diskusi seputar penyusunan karya ilmiah. Bambang menyilakan para siswa memanfaatkan telepon seluler (ponsel) mereka untuk mencari materi pendukung lewat Intenet. Siswa-siswi itu segera larut dalam suasana diskusi. Mereka kemudian membuat makalah tentang penelitian sederhana.

Terpisah, di Kelas XI MIPA 5, sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar (KBM) matematika. Untari Setyowati, guru matematika, menjelaskan kepada salah seorang siswi yang maju ke meja guru. Murid itu bertanya tentang matriks yang merupakan materi pelajaran siang itu. Siswa lainnya, sementara itu, sibuk menekuni soal-soal latihan di meja masing-masing.

Begitulah suasana belajar di beberapa kelas di SMAN 3 Solo yang telah menerapkan pembelajaran dengan sistem kredit semester (SKS). Sistem itu diterapkan sejak Tahun Pelajaran 2016/2018 lalu. Dengan sistem SKS, siswa SMAN 3 bisa mengikuti ujian semester tiga bulan sekali.

Advertisement

Dalam enam semester, ada 260 SKS atau 260 JP yang harus dituntaskan siswa dengan rata-rata 17 mapel atau 44 SKS atau 44 JP per pekan. Apabila 260 SKS mampu dituntaskan siswa dalam empat semester atau dua tahun, siswa dianggap telah menyelesaikan pendidikannya

Salah satu siswa Kelas XI MIPA 1 SMAN 3 Solo, Jasmine Amalya Chairunnisa, mengaku tertarik dengan program SKS empat semester yang ditawarkan pihak sekolah. “Waktu itu sebenarnya saya ingin mencoba. Kalau bisa lulus SMA lebih cepat atau dalam waktu dua tahun saja kenapa tidak? Jadi waktu itu saya mendaftarkan diri mengikuti program empat semester,” kata Jasmine saat ditemui Solopos.com di SMAN 3 Solo, Kamis.

Awal mengikuti KBM di Kelas X, Jasmine mengaku sempat kesulitan karena harus belajar secara cepat. “Untuk mapel yang saya pelajari relatif sama dengan sekolah lain. Hanya di SMAN 3 ini waktu Kelas X untuk 1 jam pelajarannya 30 menit, sedangkan saat ini 1 jam pelajaran 45 menit,” kata dia.

Advertisement

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 3 Solo, Santoso, mengemukakan pola SKS di SMAN 3 Solo telah dilaksanakan sejak tahun lalu secara bertahap, baik untuk siswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam maupun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). “Kurikulum yang kami gunakan adalah Kurikulum 2013. Mengenai materi pelajaran, buku-buku pegangan atau buku paket, hingga penilaian, sama dengan sekolah lain. Bahkan KBM mulai pagi hingga jam pulang relatif sama dengan sekolah non-SKS,” jelas dia.

Ada dua pola pembelajaran SKS yang ditawarkan sekolah saat ini yaitu pola SKS empat semester atau dua tahun dan pola SKS enam semester atau tiga tahun. “Dimulai dari PPDB [Penerimaan Peserta Didik Baru] dengan sistem online. Saat itu SMA masih dikelola Pemkot Solo. Setelah siswa dinyatakan diterima PPDB, mereka harus ikut tes peminatan untuk Jurusan MIPA [IPA] dan Jurusan IPS. Dari tes tersebut kami mendapat sembilan kelas MIPA dan tiga Kelas IPS,” papar dia.

Pada tahun ini ada 46 siswa atau dua kelas yang mengikuti program SKS empat semester. Sisanya dengan enam semester. “Baik yang empat semester maupun enam semester tetap polanya SKS,” tambah dia.

Advertisement

Santoso menambahkan pelajaran untuk siswa di sekolah SKS tak berbeda dibanding sekolah konvensional. Ada pelajaran matematika, fisika, kimia, biologi, bahasa Inggris, dan seterusnya. “Dalam sepekan siswa SKS empat semester maupun enam semester untuk Kelas X sama yaitu 44 jam [JP]. Sementara itu untuk Kelas XI sebanyak 46 jam atau sama dengan Kelas XII,” jelas dia.

Menurut Santosa, dengan UKBM atau model modul belajar tersebut, satu kelas yang sama memungkinkan siswa dengan berbeda SKS. Siswa yang lebih cepat belajarnya dapat mengajukan tes lebih dahulu, kemudian jika tuntas bisa mengajukan UKBM baru. “Dengan UKBM ini, pembelajarannya berbasis individual. Misalnya dalam modul belajar itu ada satu siswa sudah selesai dengan satu modul atau bab, siswa tersebut bisa mengajukan ulangan kepada gurunya. Setelah itu, dia bisa langsung mengambil UKBM atau modul berikutnya. Jadi siswa yang lebih cepat menyelesaikan UKBM akan bisa lebih cepat lulus,” jelas dia.

Bagi siswa belum berhasil, mereka hanya perlu mengulang mapel yang belum dikuasai. “Jadi kalau di sekolah non-SKS masih dikenal istilah tidak naik kelas bagi siswa yang belum memenuhi standar. Mereka harus mengulang kembali mapel secara keseluruhan. Sementara untuk pola SKS ini, siswa cukup mengulang mapel yang ia gagal saja,” imbuhnya.

Bagi guru-guru, Santoso mengakui, pola tersebut juga menjadi tantangan tersendiri. Mereka harus mampu melayani siswa dengan melihat kemampuan mereka secara individu. Santoso mengakui pembelajaran dengan SKS di SMA mirip dengan SKS di bangku kuliah. Namun, sistem di kedua jenjang tidak bisa disamakan.

“Anak-anak SMA masih membutuhkan pendampingan, berbeda dengan mahasiswa yang sudah dewasa. Untuk pelajar SMA, karakter masih tetap perlu dibangun melalui proses pembelajaran di sekolah,” ungkap Santoso.

Selain bimbingan dan didikan dari guru-guru yang mengajar di kelas, setiap siswa memiliki pembimbing akademik (PA). “PA dipegang oleh guru yang sama mulai Kelas X hingga Kelas XII meskipun ada pergantian kelas. PA memberikan bimbingan yang meliputi banyak hal seperti masalah belajar hingga guru pengajar,” terangnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif