Jogja
Minggu, 20 Agustus 2017 - 01:22 WIB

PENATAAN SUNGAI : Masih Ada Ratusan Rumah di Bantaran Sungai Winogo Harus Dikepras

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penataan-Kawasan-Pinggir-Sungai (Desi Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Penataan sungai di Sungai Winongo masih perlu dilakukan

Harianjogja.com, JOGJA — Forum Komunitas Winongo Asri (FKWA) menyebut masih ada sekitar seratusan rumah dan bangunan di sepanjang bantaran Sungai Winongo yang perlu dikepras. Sebagian besar rumah tersebut berada diatas lahan Sultan Grond (SG).

Advertisement

“Kami bersama masyawarakat bantaran sungai terus melakukan upaya pendekatan agar mereka merelakan bangunan rumahnya dikepras,” kata Ketua FKWA DIY, Oleg Yohan, Jumat (18/8/2017)

Baca Juga : PENATAAN SUNGAI : Warga Bantaran Winongo Relakan Rumahnya Dikepras

Kamis (17/8/2017) lalu, FKWA bersama masyarakat berhasil mengepras 10 rumah di RT 26 RW 04 Sidomulyo, Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo. Pengeprasan dilakukan oleh pemilik rumah bersama warga sekitar. Tidak ada proses ganti rugi dari proses pengeprasan bangunan rumah ini karena masyarakat menyadari mereka menempati lahan SG.

Advertisement

Namun Oleg mengaku akan menggandeng sejumlah pihak untuk urun rembug membantu warga membangun kembali rumahnya yang dikepras. Salah satunya Kantor Badan Pertanahan Negara (BPN) agar menerbitkan sertifikat hak pakai di lahan warga. Sebab, kata Oleg, banyak bantuan dari berbagai pihak namun sulit dicairkan jika lahannya tidak memiliki legalitas.

Bantuan itu, salah satunya melalui program kota tanpa kumuh atau Kotaku yang setiap RW mendapatkan jatah Rp500 juta setiap tahun. Program Kotaku yang dirancang sampai 2021 ini salah satunya menyasar kawasan bantaran sungai. Selain program Kotaku, Oleg mengaku ada sejumlah pihak swasta yang ingin membantu ketika lahannya sudah legal.

Oleg berujar, pengeprasan rumah warga merupakan tindaklanjut dari program mundur, munggah, madep kali (M3K) yang sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Saat ini yang sudah terlihat tertata di bantaran Winongo ada di wilayah Ngampilan. Sepanjang sungai sudah ada jalan inspeksi sekitar dua meter yang dilengkapi dengan taman bermain.

Advertisement

Ia menambahkan, di wilayah Sidomulyo ada sekitar 2.000 meter lahan kosong yang belum digunakan. Ia berharap lahan tersebut nantinya menjadi ruang terbuka hijau (RTH). Pihaknya sudah meminta bantuan BPN untuk mengukur lahan tersebut kemudian menetapkannya sebagai fasilitas publik.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi mengapresiasi kerjasama warga dan komunitas yang sudah merelakan lahannya digunakan untuk kepentingan publik. Ia berharap apa yang sudah dilakukan warga Sidomulyo diikuti warga lainnya sehingga penataan sungai dapat berjalan lancar. “Penataan tidak bisa dilakukan hanya mengandalkan pemerintah tapi harus dilakukan bersama-sama,” kata Heroe.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif