Jateng
Sabtu, 19 Agustus 2017 - 22:50 WIB

KEMARAU 2017 : Warga Grobogan Mulai Kesulitan Air, Truk Tangki Air PMI Mulai Bergerak

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penyaluran air bersih dengan truk tangki di Dukuh Gedad, Ketro, Karangrayung, Grobogan, Jateng, Rabu (16/8/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Kemarau 2017 mulai mendera warga Grobogan yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih.

Semarangpos.com, GROBOGAN — Warga Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng) mulai kesulitan mendapatkan air bersih menyusul sumur warga mulai mengering pada musim kemarau 2017 ini. Droping air dengan truk tangki pun mulai dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan dengan bantuan Palang Merah Indonesia (PMI).

Advertisement

“Berdasarkan laporan yang kami terima, tercatat ada lima desa yang tersebar di empat kecamatan mulai kesulitan mendapatkan air bersih,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Grobogan Agus Sulaksono di Grobogan, Rabu (16/8/2017). Kelima desa tersebut adalah Desa Cekel dan Ketro di Kecamatan Karangrayun), Desa Godan di Kecamatan Wirosari, Desa Sengon Wetan di Kecamatan Kradenan, dan Desa Rejosari di Kecamatan Grobogan.

Ia mengakui, permohonan bantuan air bersih memang tidak hanya melalui BPBD, karena masyarakat juga bisa mengajukan bantuan serupa melalui Dinas Sosial serta PMI. Dalam rangka membantu meringankan beban warga, kata dia, BPBD Grobogan membantu menyediakan air bersih lewat pengiriman air ke sejumlah desa yang membutuhkan.

Ia mengatakan, droping air bersih sudah berlangsung, menyusul kesulitan warga dalam mendapatkan air bersih karena sumur mereka mulai mengering. Lokasi desa-desa yang mulai kesulitan air bersih, kata dia, biasanya jauh dari aliran sungai besar, sedangkan desa yang berada dekat dengan aliran sungai besar biasanya sumurnya masih tersedia air.

Advertisement

Kekeringan yang dialami warga yang tersebar di lima desa tersebut, katanya, dimulai pada awal Agustus 2017. Berdasarkan pemetaan daerah rawan kekeringan, katanya, di Kabupaten Grobogan terdapat 10 kecamatan yang dianggap sebagai daerah rawan kekeringan.

Demi memudahkan warga mendapatkan air bersih, kata dia, di lokasi rawan kekeringan memang perlu dibuatkan bak penampung air yang nantinya bisa dipakai oleh masyarakat. Upaya lainnya, yakni dengan dibuatkan sumur penampungan yang berfungsi menampung air bantuan dari pemerintah.

“Jika tersedia bak penampungan atau sumur penampungan, pengiriman air bersih bisa dilakukan beberapa kali sesuai kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Advertisement

Nantinya, lanjut dia, bak penampungan maupun sumur penampungan bisa digunakan untuk masyarakat setempat, meskipun lokasinya berada di tanah pribadi. Pengadaan bak penampungan tersebut, katanya, akan diusulkan tahun depan.

Anggaran untuk penanganan kekeringan dalam musim kemarau 2017 ini, katanya, tersedia Rp150 juta. PMI Kabupaten Grobogan, Rabu lalu juga telah menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat di Desa Ketro.

Berdasarkan keterangan warga Desa Ketro, kekeringan mulai dirasakan satu bulan sebelumnya karena saluran PDAM yang diharapkan warga justru tidak ada airnya, sehingga beberapa warga mencari air bersih di sungai setempat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif