Soloraya
Jumat, 18 Agustus 2017 - 14:31 WIB

50.062 Ekor Sapi di Boyolali Ditarget Bunting dengan IB

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi (Wikipedia.org)

Pemkab Boyolali menargetkan 50.062 ekor sapi bisa bunting dengan inseminasi buatan (IB).

Solopos.com, BOYOLALI—Melalui inseminasi buatan (IB), sebanyak 50.062 ekor sapi perah maupun sapi potong di Boyolali ditarget bunting.

Advertisement

Kasi Pembibitan Ternak pada Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Sugiyarto, mengatakan melalui program sapi indukan wajib bunting (Siwab) yang bergulir di Boyolali sejak April ini sudah mencapai 50% hingga Juni.

“Siwab di Boyolali berlangsung Sejak April 2017. Akseptornya ditarget 50.062 ekor. Sampai Juni untuk IB sudah 50% atau 24.768 ekor,” kata dia saat ditemui solopos.com di kantornya.

Menurutnya, untuk membuat sapi-sapi tersebut bunting, Boyolali digelontor paket IB dengan jumlah 80.099 buah dengan rasio 1,6. “Karena Jawa Tengah menargetkan rasio kebuntingan 1,6, makanya untuk membuntingi 50.062 ekor sapi tersebut, alat IB yang diberikan 80.099 buah,” imbuhnya.

Advertisement

Sementara itu, meski pemerintah tidak mematok target untuk masing-masing jenis sasaran ternak, namun untuk Boyolali dialokasikan 25.000 dosis straw untuk 15.000 ekor sapi dan 55.000 dosis straw untuk 35.000 ekor sapi potong. “Target untuk sapi perah secara nasional tidak ada, tapi Boyolali secara keseluruhan untuk 15.000 ekor sapi perah dialokasikan 25.000 dosis straw dan 35.000 sapi potong ada 55.000 dosis straw,” imbuhnya.

Sugiyarto menambahkan Siwab ini merupakan program pemerintah untuk percepatan peningkatan populasi. Dia merinci, populasi populasi sapi betina produktif di Boyolali saat ini sekitar 60.000 ekor. “Dalam program Siwab ini diharapkan peningkatan populasi bisa dipercepat. Makanya diadakan intensifikasi kawin,”jelasnya.

Di sisi lain program ini bukan tanpa kendala. Di lapangan, para petugas inseminator yang bukan non-PNS dituntut untuk membuat laporan mengenai capaian IB mereka harian menggunakan aplikasi ponsel. Padahal tidak semua inseminator itu menguasai aplikasi tersebut.

Advertisement

“Dari 89 inseminator yang kami beri SK [surat keputusan untuk menjalankan program ini], lima di antaranya mengundurkan diri karena tak faham IT sehingga sekarang tinggal 84 inseminator,”ujarnya.

Petugas inseminator yang tersebar di wilayah Boyolali tersebut harus bekerja keras merampungkan target IB tersebut, selain harus membuat laporan harian.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif