Jateng
Kamis, 17 Agustus 2017 - 13:50 WIB

CAGAR BUDAYA SALATIGA : Warganet Ingin Prasasti Plumpungan Lebih Diperhatikan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prasasti Plumpungan di Kampung Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jateng. (Facebook.com-Chen Fa Juventus)

Cagar budaya berupa Prasasti Plumpungan di Kota Salatiga dianggap kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.

Semarangpos.com, SALATIGA – Cagar budaya berupa Prasasti Plumpungan di Kampung Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) dianggap tak mendapatkan perhatian cukup dari Pemerintah Kota Salatiga (Pemkot) Salatiga. Warganet di media sosial Facebook merasa prihatin dengan kondisi Prasasti Plumpungan yang sepi pengunjung.

Advertisement

Pengguna akun Facebook Chen Fa Juventus, di dinding grup Facebook Kabar Salatiga, memicu diskusi mengenai kondisi cagar budaya di Kota Salatiga tersebut. “Asal usul Kota Salatiga ada prasastinya, kapan ya cagar budaya ini bisa lebih dikenal orang Salatiga, mungkin di sampingnya ada lahan kosong bisa dikasih taman seperti taman-taman kota dan museum, sehingga anak anak kecil sampai orang dewasa bisa tau asal usul Kota Salatiga,” tulisnya dengan menyertakan foto Prasasti Plumpungan, Senin (14/8/2017).

Dikutip Semarangpos.com dari Wikipedia.org, Prasasti Plumpungan memang dipercaya sebagai asal-usul terbentuknya wilayah Salatiga. Isi prasasti tersebut ditulis dengan huruf Sansekerta dan berisi ketetapan hukum di wilayah yang kini dikenal sebagai Kota Salatiga.

Warganet di grup Facebook Kabar Salatiga pun menyayangkan cagar budaya bernilai sejarah itu juga kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Saking prihatinnya, warganet berwacana untuk bergotong-royong mengembangkan kawasan cagar budaya tersebut agar lebih menarik perhatian.

Advertisement

“Pie boss Bambang Setyawan. Ki nak ora lek direalisasi pemerintah, digarap bareng-bareng w yow. Bangunan bersejarah kok ket mbien ngono.wae. Untunge bangunan e ra dinnggo maksiat,” tulis pengguna akun Facebook Om Widi.

Sebagian netizen juga merasa heran karena sudah tak ada lagi pertunjukan wayang kulit yang dahulu selalu digelar di dekat Prasasti Plumpungan setiap Hari Ulang Tahun Kota Salatiga. “Aku seng dadi warga sekitar prasati heran juga kenapa sekarang ulang tahun Salatiga gak ada wayang di Plumpungan,” tulis pengguna akun Facebook Mbah Gareng.

Warganet lantas menautkan kiriman itu ke beberapa akun Facebook milik dinas-dinas terkait di Kota Salatiga. Sayang, tak ada satu pun dinas terkait yang menanggapi kiriman tersebut.

Advertisement

Warganet hanya berharap cagar budaya itu dikembangkan agar sejarah Kota Salatiga tak terlupakan. Mereka khawatir cagar budaya yang berisi Prasasti Plumpungan itu terabaikan dan tergerus perkembangan zaman. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif