Soloraya
Rabu, 16 Agustus 2017 - 19:00 WIB

Sebelum Ditangkap di Bandung, AK Tertutup Sejak Dideportasi dari Hong Kong

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi garis polisi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

AK, terduga teroris yang ditangkap di Bandung, dikenal berubah jadi tertutup sejak dideportasi dari Hong Kong dan pulang ke Klaten.

Solopos.com, KLATEN — Sejak dideportasi dari Hong Kong Juni lalu, pelaku terduga terorisme asal Klaten, AK, 24, — terduga teroris yang ditangkap di Bandung, Selasa (15/8/2017) lalu — dikenal sebagai sosok yang tertutup.

Advertisement

Sugi Priyono, 52, Ketua RT 005 Kampung Barenglor, Kelurahan Barenglor, Klaten Utara, mengatakan pergaulan AK dengan warga relatif tertutup dan tak seperti lazimnya warga lain. Setiap kali diajak berkomunikasi, AK selalu menghindar masuk ke rumah. “Baru kulonuwun saja, dia langsung masuk kamar,” ujar dia, saat ditemui wartawan di Lapangan Panahan Desa Jonggrangan, Klaten Utara, Rabu (16/8/2017).

Ia menuturkan kabar penangkapan AK diketahui pada Selasa sore dari petugas polisi yang menemuinya. Polisi meminta konfirmasi apakah AK warganya atau bukan. “Saya didatangi petugas kemarin [Selasa] pukul 17.00 WIB menanyakan apakah ini benar warga saya. Saya periksa KK dan ternyata benar,” tutur dia.

Namun, ia mengaku bingung karna kartu identitas yang ditanyakan petugas adalah adik AK. Sedangkan yang disebut tertangkap di Bandung adalah AK. “Kalau adiknya AK setahu sekarang bekerja di Malaysia. Ia lulus sekolah belum lama ini,” ujar Sugi.

Advertisement

Sejak mendengar kabar dideportasi dari Hong Kong Juni lalu, Sugi melakukan pendekatan kepada AK. Sebab, menurut informasi yang ia terima, AK dideportasi lantaran terlibat ke dalam jaringan terlarang.

Sepulang dari Hong Kong, AK cenderung emosional ke semua orang, bahkan terhadap keluarganya sendiri. Ibu AK, By, 50, kerap menyampaikan keluhan padanya bahwa AK sulit dinasihati. “‘Aku menyerah, Mas’. Gitu kata ibunya,” ujar Sugi menirukan keluhan By.

Ia mengimbau warga agar jangan mengucilkan AK dan keluarga. Sebaliknya, warga diminta mendekatinya dengan kekeluargaan. “Kalau dikucilkan malah soyo dadi [makin menjadi]. Saya juga berpesan kepada keluarga AK, kalau ada tamu yang butuh informasi suruh menemui polisi atau pengurus kampung supaya tidak terjadi simpang siur,” imbau Sugi.

Advertisement

Saat wartawan mendatangi rumah AK untuk meminta konfirmasi, rumah dalam keadaan tertutup. Salam yang diucapkan berulang kali pun tak ada balasan.

Advertisement
Kata Kunci : Densus 88 Kasus Terorisme
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif