News
Rabu, 16 Agustus 2017 - 23:45 WIB

Dijatuhi Sanksi oleh AS, Iran Ancam Abaikan Kesepakatan Nuklir

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Iran, Hassan Rouhani. (Theguardian.com)

Iran mengancam mengabaikan kesepakatan nuklir lantaran terus dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat.

Solopos.com, TEHERAN – Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengancam keluar dari kesepakatan nuklir 2015 jika Amerika Serikat (AS) terus menjatuhkan sanksi kepada negaranya. Hal itu diungkapkan secara tegas dalam sebuah pidato, Selasa (15/8/2017).

Advertisement

Hassan Rouhani menyebut negaranya lebih suka mematuhi kesepakatan internasional tahun 2015 mengenai program nuklir. Ia mengaku keberatan pada sanksi baru yang ditandatangani presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait uji coba misil yang dilakukan Iran. Ia bahkan mengklaim AS bukan rekan kerja yang baik.

“Saya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa AS bukan rekan yang baik. Mereka mencoba kembali dengan gaya mengancam. Jika mereka ingin kembali ke masa gagal itu, dalam waktu singkat kami akan kembali ke masa sebelumnya yang jauh lebih kuat,” kata Hassan Rouhani seperti dilansir The Guardian, Selasa (15/8/2017).

Hassan Rouhani menyebut kesepakatan nuklir itu sebagai model kemenangan untuk perdamaian dan diplomasi mengenai perang. Tapi, semua itu bukan satu-satunya pilihan. Ia juga menegaskan Trump bukan mitra yang baik untuk Iran dan seluruh sekutu AS.

Advertisement

“Dalam beberapa bulan terakhir, dunia telah menyaksikan sikap AS yang tidak konsisten pada janjinya dalam kesepakatan nuklir 2015. Kita juga melihat AS telah mengabaikan beberapa kesepakatan global secara berulang-ulang. Semua ini menunjukkan AS bukan mitra yang baik untuk Iran dan seluruh sekutunya,” sambung dia.

Pernyataan ini disampaikan seusai Iran melakukan uji coba rudal lantaran mereka berada di bawah tekanan sanksi baru AS. Pihak AS menerapkan sanksi baru karena Iran dianggap lebih dulu melanggar kesepakatan nuklir tersebut.

Sebagai informasi, Iran dan AS menandatangani kesepakatan nuklir pada 2015 saat pemerintahan Barack Obama. Setelah itu, pihak AS mencabut sanksi ekonomi yang diberikan kepada Iran. Namun, di bawah pemerintahan Trump, AS kembali memberikan sanksi kepada Iran. Sebagai bentuk protes atas sansi tersebut, Iran kembali melakukan uji coba rudal.

Advertisement

Iran meyakini pemberlakuan sanksi itu mencederai kesepakatan nuklir 2015 dengan sejumlah negara. Sementara AS menegaskan sanksi tersebut tidak berhubungan dengan kesepakatan nuklir yang telah ada. Dalam kesepakatan nuklir 2015, Iran setuju mengurangi aktivitas nuklirnya dengan balasan pengurangan sanksi ekonomi.

Sementara sanksi baru AS menargetkan program rudal Iran dan pelanggaran hak asasi manusia tidak terdapat dalam kesepekatan nuklir 2015. Namun, Iran menentang kesepakatan ini dan berniat mengajukan keluhan kepada pihak yang mengawasi kesepakatan tersebut. 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif