SOLOPOS.COM - Trent Alexander-Arnold (JIBI/REUTERS/Ralph Orlowski)
Pemain muda LIverpool Trent Alexander-Arnold tampil oke di Play Off Liga Champions.
Solopos.com, HOFFENHEIM – Wonderkid Liverpool, Trent Alexander-Arnold, melakoni debut di kompetisi Eropa saat timnya bertemu Hoffenheim pada leg pertama babak play off Liga Champions. Di laga itu, Alexander-Arnold tampil cemerlang dengan melesakkan satu gol.
Alexander-Arnold merupakan pemain jebolan akademi The Reds. Dia masuk ke tim senior pada musim lalu. Dia pun didapuk sebagai pelapis Nathaniel Clyne yang menjadi andalan di posisi bek kanan Liverpool.
Namun pada awal musim ini, Clyne mengalami cedera. Pelatih Jurgen Klopp pun mempercayakan posisi itu kepada Alexander-Arnold yang memang beberapa kali sudah dipasang pada musim lalu. Hasilnya, pemuda 18 tahun itu mampu menjawab kepercayaan Klopp.
Bertanding di markas Hoffenheim di Rhein-Neckar-Arena, Rabu (16/8/2017) dini hari WIB, Alexander-Arnold mencetak gol pembuka Liverpool dalam kemenangan 2-1. Satu gol The Reds lainnya tercipta berkat gol bunuh diri Havard Nordtveit, sebelum akhirnya tuan rumah membalas lewat Marc Uth.
Gol yang dicetak Alexander-Arnold pun terbilang spesial. Dia mencetak gol lewat tendangan bebas yang bersarang di pojok kanan bawah gawang Hoffenheim. Kiper tuan rumah pun hanya bisa melihat bola meluncur ke gawang tanpa bisa mengantisipasinya.
Gol itu teramat spesial bagi Alexander-Arnold mengingat itu adalah laga pertamanya di kompetisi Eropa. Ya, meski sudah tampil di tim senior sejak musim lalu, Alexander-Arnold belum bisa tampil di kompetisi Eropa karena Liverpool juga absen di kompetisi tersebut.
“Jelas merupakan sebuah mimpi untuk bisa menjalani debut Eropa dengan klub masa kecil Anda. Dan bisa menandainya dengan sebuah gol juga sangat spesial untuk saya,” kata Alexander-Arnold di situs resmi klub, Rabu.
“Tapi yang lebih penting, kami mendapatkan kemenangan. Kami sedikit kecewa dengan kebobolan gol di penghujung laga, tapi selalu bagus bisa mengambil posisi unggul menuju Anfield.”
“Saya semacam disemangati untuk melakukan itu sejujurnya. Saya awalnya tidak mengangkat tangan, tapi pada akhirnya punya kepercayaan diri untuk mengeksekusinya dan itu terbayar,” terangnya.