News
Selasa, 15 Agustus 2017 - 05:10 WIB

Sebarkan Ajaran Ekstrem, Ulama Ethiopia Ini Diusir dari Swiss

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kelompok militan ISIS (Thesun.co.uk)

Ulama Ethiopia yang menyebarkan ajaran sesat diusir dari Swiss.

Solopos.com, SOLO – Jaksa Swiss menuntut seorang ulama dari Ethiopia dihukum lantaran dianggap menyebarkan ajaran sesat. Dalam khotbahnya, si ulama menyerukan warga muslim yang tidak melaksanakan salat dibakar hidup-hidup.

Advertisement

Dikutip Solopos.com dari New York Times, Senin (14/8/2017), ulama itu merupakan imam di Masjid An Nur yang dikenal sebagai pusat kegiatan ekstremis Islam di Winterthur, Swiss. Ia menyerukan tindakan anarkis itu pada khotbahnya, Oktober 2016 lalu. Lewat khotbah itu si ulama mengatakan muslim yang tidak salat harus dibakar.

Gara-gara khotbah itu, kini si ulama harus meringkuk di sel tahanan. Ia ditangkap setelah polisi mendapat rekaman video khotbahnya. Dalam penyidikan yang dilakukan polisi, ia terbukti menghasut warga melakukan tindakan ekstrem. Selain itu, ia juga melakukan propaganda tersebut lewat situs jejaring sosial.

“Dalam khotbahnya, ulama ini menyebut muslim yang tidak mau salat harus dibunuh dengan membakar rumah mereka,” kata jaksa.

Advertisement

Lebih lanjut, si ulama diduga terlibat dalam aksi teror pada November 2016. Ia juga dituding melanggar aturan imigrasi negara Swiss. Oleh sebab itu, jaksa menuntut ulama itu dihukum kurungan selama 18 bulan. Tak hanya itu, si ulama juga tidak boleh menginjakkan kaki di Swiss selama 15 tahun.

Belakangan ini pemerintah Swiss memang tengah gencar memerangi kelompok Islam radikal, khususnya yang melakukan kegiatan di Masjid An Nur. Sebab, selama ini masjid tersebut dicurigai merupakan markas kelompok Islam radikal. Masjid itu sempat ditutup pada Juni 2017 lantaran si pemilik gedung menolak perpajangann kontrak.

Menurut beberapa sumber, Masjid An Nur merupakan tempat penampungan warga muslim yang hendak pindah ke Suriah. Di sana, mereka diberi bekal sebelum menginjakkan kaki di tanah berkonflik itu. Pihak pengelola masjid kabarnya sengaja menyiapkan mereka untuk bergabung dengann kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif