SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)
Lima hari sekolah belum dilaksanakan secara penuh di Gunungkidul.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul (Disdikpora) lebih fokus terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 (K-13) ketimbang mengomentari tarik ulur penerapan sekolah lima hari oleh Pemerintah Pusat. Pasalnya hingga saat ini masih ada sekolah yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Baca Juga : LIMA HARI SEKOLAH : Gunungkidul Siap Jalankan Keputusan Pusat Tapi ..
Disinggung mengenai polemik tentang penerapan lima hari sekolah, Kepala Disdikpora Gunungkidul Bahron Rasyid mengaku menyerahkan kebijakan tersebut ke pemerintah pusat.
“Apapun yang diterapkan kami siap menjalankan. Jadi kita tunggu saja kebijakannya seperti apa. Yang jelas untuk saat ini, kami sedang fokus untuk menyelesaikan target penggunaan K-13 di 2019 mendatang,” tutur dia, Senin (14/8/2017).
Terpisah, Salah seorang Guru di Sekolah Dasar Negeri Wonosari 4, Bayu Prihartanto mengakui jika sekolahnya masih menggunakan KTSP 2006 sebagai dasar acuan dalam pembelajaran. Menurut dia, penerapan K-13 baru dilaksanakan di tahun depan.
“Penerapan K-13 dilakukan bertahap dan tempat kami [SD Negeri Wonosari 4] mendapatkan jatah di 2018 mendatang,” kata Bayu.
Menurut dia, pelaksanaan K-13 dengan cara bertahap bukan menjadi masalah karena yang paling penting adalah pemberian bimbingan teknis dan pelatihan kepada guru terkait dengan metode pembelajaran baru. Bayu mengungkapkan, pelatihan yang dilakukan oleh disdikpora sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu sehingga butuh penyegaran.
“Saya harap ada pelatihan lagi sehingga saat K-13 dilaksanakan [di sekolah yang masih menggunakan KTSP 2016] para guru sudah bisa menerapkannya,” katanya lagi.