Jogja
Selasa, 15 Agustus 2017 - 07:20 WIB

KOMODITAS PANGAN : Impor Dibuka, Kok Pasokan Garam Masih Sulit?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu karyawan kios bahan pangan di Pasar Sentul, Jogja, menunjukkan garam bata yang masih tersisa di kiosnya, Senin (14/8/2017). ( Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Komoditas pangan untuk stok garam masih terbatas

Harianjogja.com, JOGJA — Pasokan garam di pasar masih terbatas meski impor garam sudah dilakukan. Beberapa pedagang bahkan masih kesulitan mendapatkan garam bata.

Advertisement

Baca Juga : KOMODITAS PANGAN : Garam Bata Terbatas, Konsumen Beralih ke Garam Halus

Pedagang asal Berbah, Sleman, Jadi mengatakan sejak harga garam mahal, konsumen banyak yang membeli garam dengan cara diecer. Ia membanderol harga eceran Rp1.000 per bata.

“Harganya sama kalau beli plastikan karena isinya 12 biji dan saya jual Rp12.000. Cuma kan mereka milih eceran karena garam mahal wong biasanya cuma Rp9.000,” tuturnya.

Advertisement

Ia juga mendapatkan informasi bahwa pemerintah telah melakukan impor garam. Namun ia sendiri belum merasakan dampaknya. Di pasaran, ia dan pedagang lain masih mengalami kesulitan pasokan sehingga harganya masih tinggi. Tidak hanya garam bata yang langka, garam halus dan garam grasak juga mengalami hal yang sama. Kelangkaan garam halus dapat dilihat dari keterlambatan pasokan. “Biasanya seminggu dua kali disetori tapi minggu kemarin sama sekali enggak datang,” katanya.

Jadi mengatakan, meski harga garam saat ini melambung tinggi tetapi komoditas itu tetap dicari konsumen karena menjadi bahan pokok untuk memasak. “Jadi kalau langka ya susah juga,” tegasnya.

Ia mengakui, komoditas yang paling terlihat bergejolak saat ini hanya garam karena kenaikan harganya melebihi 50% bahkan ada yang mencapai 100%. Komoditas lainnya seperti bawang putih saat ini semakin turun dan menyentuh harga Rp30.000 per kg. Sementara bawang merah Rp20.000 per kg, telur Rp20.000 per kg, gula pasir Rp12.500 per kg dan minyak goreng 900 mililiter Rp12.000.

Advertisement

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yuna Pancawati mengatakan, saat ini pasokan garam di DIY sudah mulai ada meski volumenya belum kembali normal. “Kalau biasanya [dipasok] 3-4 seminggu, sekarang hanya 1-2 kali seminggu. Kondisi di pasar, stok sudah tersedia,” akunya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif