Jogja
Selasa, 15 Agustus 2017 - 12:55 WIB

Bupati Berharap Bandara Gading Dongkrak Wisman

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komandan Denhanud 474 Paskhas Lanud Adisutjipto Jogja, Letkol Psk Dili Setiawan, saat melakukan penanaman bibit pepaya secara simbolik di salah satu sisi lahan tidur Lanud Gading, Playen, Gunungkidul, Sabtu (18/4/2015). (Uli Febriarni/Harian Jogja)

Bandara Gading bersiap menindaklanjuti rencana semula

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Rencana revitalisasi Lapangan Udara Gading menjadi bandara perintis kembali berhembus kencang paska-kedatangan Menteri Perhubungan (Menhub) ke Gunungkidul beberapa waktu lalu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul pun kini siap menindaklanjuti rencana tersebut.

Advertisement

Baca Juga : BANDARA GADING : Pemkab Siap Menindaklanjuti Rencana Menhub

Bupati Gunungkidul, Badingah mengatakan dengan adanya pembangunan tersebut diharapkan dapat membuka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

“Mungkin awalnya untuk seminggu berapa kali, nanti jika ramai bisa setiap hari ada penerbangan,”ungkapnya, Senin (14/8/2017).

Advertisement

Sebelumnya Budi Karya Sumadi saat melakukan kunjungan ke Gunungkidul, Sabtu (12/8/2017) menegaskan kesiapan Pemerintah Pusat guna membangun Bandara Gading agar dapat melayani penerbangan komersial. Namun demikian, untuk mewujudkan hal tersebut harus ada beberapa persyaratan yang dipenuhi, terutama menyangkut masalah pengelolaan.

Menurut dia, untuk sekarang, pengelolaan berada di Angkatan Udara sehingga dalam pemanfaatan harus mendapatkan izin dari KSAU. Budi pun mengaku siap melakukan pembangunan infrastruktur pendukung apabila mendapatkan izin dari yang bersangkutan.

“Dalam waktu dekat, saya akan bertemu dengan KSAU. Kalau yang bersangkutan [KSAU] mengizinkan maka pembangunan bisa dilakukan di tahun depan dan selesai di 2019,” katanya.

Advertisement

Selain masalah izin pengelolaan, keberadaan Bandara Gading hanya untuk melayani penerbangan perintis. Hal ini tidak lepas dari kondisi landasan yang panjangnya sekitar 1.600 meter, sehingga hanya bisa untuk pesawat jenis ATR atau jet pribadi.

“Ini menjadi strategis karena Gunungkidul merencanakan pariwisata industri unggulan. Untuk itu, konektivitas udara ini sangat penting sehingga dapat mendukung dalam pengembangan pariwisata yang dimiliki,” ujar Budi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif