Jogja
Minggu, 13 Agustus 2017 - 22:20 WIB

WISATA SLEMAN : Bupati Sebut Harga Wajar Ojek di Kaliadem Rp5.000

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Empat Tahun Merapi (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Bupati Sleman, Sri Purnomo tegas melarang pemerasan berdalih jasa ojek di objek wisata Kaliadem

 

Advertisement

 
Harianjogja.com, SLEMAN-Bupati Sleman, Sri Purnomo tegas melarang pemerasan berdalih jasa ojek di objek wisata Kaliadem, Cangkringan. Tarif yang ditawarkan ke pengunjung wisata diminta tetap dalam batas kewajaran.

“Saya sudah wanti-wanti camat, jangan ada pemerasan, naik turun Rp5.000 itu wajar,” ujarnya, Minggu (13/8/2017), terkait penyelesaian persoalan tarif ojek dan pemandu di daerah wisata yang mengedepankan bungker Merapi dan petilasan Mbah Marijan itu.

Tarif yang ditetapkan juga bisa bervariasi untuk antar jemput ke titik tersebut atau salah satu saja.

Advertisement

Jasa pariwisata yang banyak dilakoni warga setempat juga harus mengedepankan pelayanan dan keramah-tamahan. SP menggarisbawahi agar jangan sampai wisatawan merasa terjerat atau diperas dengan harga yang terlalu tinggi. Sebaliknya, pelaku wisata juga diminta tidak asal mencari kesempatan kemudian mematok harga tinggi.

Ia mengingatkan jika era saat ini sudah sangat terbuka sehingga jika ada keluhan apapun pasti dampaknya luas karena keberadaan media sosial. Ditambahkan pula jika polemik apapun yang terjadi bukan sekedar mencoreng daerah namun bisa lebih luas lagi. Karena itu, ia meminta pelaku wisata bisa menjaga citra untuk pelaksanaan kegiatan ekonomi yang kontinyu.

Adanya kasus jasa ojek di Kaliadem, menurutnya sudah ditangani dengan baik oleh dinas terkait. Sementara ini, teguran sudah diberikan kepada oknum terkait sekaligus pembenahan aspek lainnya termasuk soal pemanduan.

Advertisement

Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DIY juga ikut menelusuri polemik yang ramai di media sosial ini. Muhammad Rifky, asisten ORI DIY mengatakan pihaknya juga sudah melakukan pemantauan di lapangan. Lebih dari sepekan pasca ribut-ribut di media sosial itu. ORI mendapati masih ada penawaran ojek di daerah itu. Hanya saja memang tidak paksaan bagi wisatawan untuk menggunakan jasa transportasi itu.

Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Sudarningsih menguraikan jika pembinaan masih dilakukan agar pelaku wisata di Cangkringan itu bisa menerapkan pemanduan wisata yang sesuai ketentuan dan tidak menyalahi. Saat ini sedang dilakukan pendekatan dengan pihak desa untuk merencanakan detail SOP agar pihak desa juga bisa merasakan manisnya bisnis wisata tersebut.

Jasa pemandu wisata di Kaliadem, Cangkringan untuk sementara dihentikan sedangkan jasa ojek tetap berjalan dengan harga yang disepakati pihak terkait. Sedangkan untuk kendaraan pribadi wisatawan saat ini dilarang naik langsung ke Kaliadem dengan pertimbangan keamanan wisatawan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif