Sabtu, 12 Agustus 2017 - 01:20 WIB

FASILITAS DIFABEL : RINDI Memasuki Fase Kedua

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (JIBI/Dok)

Fasilitas difabel, SIGAB terus dikembangkan di berbagai desa.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Sasana Integrasi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) dinilai cukup sukses dalam mengembangkan Rintisan Desa Inklusi (RINDI) di wilayah Kecamatan Lendah, Kulonprogo. Program itu diharapkan bisa diterapkan kecamatan lain di Kulonprogo.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo saat menerima audiensi pengurus SIGAB di ruang kerjanya, Kamis (10/8/2017). Dia mengapresiasi peran SIGAB yang telah banyak memberikan motivasi maupun upaya pendampingan lain terhadap penyandang disabilitas di Lendah.

“Warga difabel tidak hanya di Lendah. Harapan kami RINDI bisa dikembangkan desa-desa di kecamatan lain,” kata Sutedjo.

Fase pertama program RINDI telah berjalan sejak 2015 di Lendah. Sasarannya adalah Desa Bumirejo, Wahyuharjo, Jatirejo, Ngentakrejo, Gulurejo, dan Sidorejo. Wakil Direktur SIGAB, Haris Munandar mengatakan, selama ini pihaknya telah menggerakkan penyandang disabilitas di setiap RINDI untuk membentuk Kelompok Difabel Desa (KDD) untuk mengoptimalkan keterlibatan mereka dalam perencanaan pembangunan desa, penyediaan sarana prasarana kantor kepala desa yang inklusif.

Advertisement

SIGAB juga mengembangkan Sistem Informasi Desa (SID) pada laman resmi pemerintah desa. Sistem itu memuat data warga setempat secara lebih detail, termasuk soal jumlah penyandang disabilitas dan keterbatasan apa yang dimiliki. RINDI juga dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak ragu melibatkan penyandang disabilitas dalam berbagai acara atau kegiatan di desa.

Munandar lalu mengatakan, fase kedua RINDI sudah dimulai sejak Juli kemarin hingga dua tahun ke depan. “Fokus kami masih di wilayah Lendah. Tapi dengan dukungan semua pihak, tidak menutup kemungkinan dikembangkan di luar Lendah,” ujar Munandar.

Munandar menambahkan, kerja sama antara SIGAB dan Pemkab Kulonprogo sebenarnya sudah diperkuat dengan penandatanganan nota kesepahaman. Namun, realisasinya dianggap belum begitu efektif. Dia berharap Pemkab Kulonprogo bisa menindaklanjuti dengan memfasilitasi SIGAB melakukan perjanjian kerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang memang ditugaskan untuk ikut mendampingi program RINDI.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif