Soloraya
Sabtu, 12 Agustus 2017 - 22:00 WIB

BENCANA KARANGANYAR : Paling Rawan Longsor, Dukuh Buntung Dipasangi EWS

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas memeriksa alat deteksi dini pergerakan tanah (landslide early warning system) di permukiman rawan longsor Desa Pucanganak, Kecamatan Tugu, Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (15/4/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Bencana Karanganyar, BPBD akan memasang early warning system di Dukuh Buntung, Karangpandan, karena rawan longsor.

Solopos.com, KARANGANYAR — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar segera memasang satu unit early warning system (EWS) di Dukuh Buntung, Desa Gerdu, Karangpandan, Karanganyar.

Advertisement

Pemasangan EWS tersebut mendesak karena sesuai hasil survei dari tim peneliti UGM Yogyakarta menyebutkan Dukuh Buntung tergolong paling rawan longsor. Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Karanganyar, Hartoko, kepada Solopos.com, Sabtu (12/8/2017), mengatakan tim peneliti UGM juga menyurvei beberapa lokasi di Bumi Intanpari yang dinilai rawan longsor.

Lokasi itu di antaranya Sekucing (Ngargoyoso), Sumber Gede (Ngargoyoso), Ngiyono (Nglegok), dan Sabrang (Jatirejo). “Yang mendesak dipasangi EWS saat ini di Buntung [Karangpandan]. Warga terdampak di daerah itu mencapai 23 keluarga. Di Buntung sebenarnya sudah dipasang satu unit EWS pada 2010. Tapi, saat ini sudah tak berfungsi. Makanya, ini segera dipasang. Penginstalasi EWS itu juga dari UGM. Kalau alatnya, bantuan dari BPBD Jateng,” katanya.

Selain memasang satu unit EWS di Buntung, lanjut Hartoko, BPBD Karanganyar juga sudah membentuk tim penanggulangan bencana di daerah setempat. Tim tersebut memiliki salah satu divisi yang mengurusi soal data.

Advertisement

“Tim ini yang akan mengelola EWS nantinya, termasuk juga pemeliharaannya. Setelah pemasangan akan ada serah terima dengan BPBD Karanganyar. Dengan demikian, semua pihak akan dilibatkan dalam pemerliharaannya. Agar seluruh elemen masyarakat memahami fungsinya, nanti juga diadakan simulasi bencana menggunakan EWS,” katanya.

Sebagaimana diketahui, jumlah EWS di Bumi Intanpari mencapai 14 perangkat. Beberapa dari EWS itu dinyatakan sudah tak berfungsi karena kerusakan baterai, solar cell hilang, dan lain sebagainya.

Di sisi lain, kawasan Buntung dinilai menjadi salah satu kawasan yang rawan terjadi tanah longsor. Puluhan rumah di Buntung dinilai tak layak huni. Puluhan keluarga di dukuh tersebut meminta pemerintah kabupaten (pemkab) dan DPRD Karanganyar membantu memberikan bantuan relokasi.

Advertisement

“Beberapa warga kami masih ada yang taruma setelah tanah longsor Februari 2012. Saat terjadi hujan deras, warga kami harus mengungsi ke tempat yang dianggap aman. Tolong hal ini menjadi perhatian anggota DPRD untuk memikirkan bantuan keuangan [biaya relokasi],” kata Ketua RT 002 di Buntung, Suradi, saat di gedung DPRD Karanganyar, Rabu (9/8/2017).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif