Jogja
Jumat, 11 Agustus 2017 - 21:20 WIB

Sleman Mulai Merintis Wisata Religi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jamaah Masjid Jami' Plosokuning menari Rodat sabil melantunkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan iringan rebana di serambi masjid yang terletak di Plosokuning, Minomartani, Ngaglik, Sleman, DI. Yogyakarta, Minggu (28/05/2017). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Banyaknya potensi wisata religi di wilayah Sleman dinilai penting

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Banyaknya potensi wisata religi di wilayah Sleman dinilai penting. Untuk meningkatkan destinasi wisata tersebut Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman sedang menggodog konsep pengembangan distinasi tersebut.

Kepala Dispar Sleman Sudarningsih mengatakan, pengembangan wisata religi menjadi perhatian instansinya. Pasalnya di wilayah Sleman banyak tempat-tempat strategis untuk pengembangan wisata religi.

“Ini memang masih dibahas diinternal kami agar dilakukan pengembangan wisata religi,” katanya kepada Harianjogja.com, Kamis (10/8/2017).

Advertisement

Dia menyontohkan, beberapa kawasan selama ini sudah banyak dikunjungi untuk wisata religi. Seperti kawasan Masjid Patok Negoro Mlangi, Nogotirto, Gamping. Begitu juga dengan keberadaan Masjid Patok Negoro di Plosokuning, Minomartani, Ngaglik.

Umumnya, lanjut dia, kawasan tersebut banyak dikunjungi pada bulan sebelum Ramadan. “Selama Ramadan dan Syawal juga cukup banyak yang berkunjung,” ujarnya.

Potensi lain yang dapat dibidik untuk wisata religi di Sleman adalah keberadaan Masjid Agung Sleman. Apalagi jika proyek pembangunan menara masjid setinggi 68 meter itu sudah selesai dilakukan. Dispar, lanjut Ningsih, juga mencanangkan menara masjid tersebut sebagai icon wisata religi di Sleman.

Advertisement

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUP KP) Sungkana menambahkan, keberadaan menara Masjid Agung Sleman yang menelan biaya Rp11,5 miliar tersebut juga dapat menjadi sarana rekreasi religi. Sebab bangunan tersebut dikonsep dengan corak bangunan utamanya bernuansa Jawa klasik.

“Selain sebagai penunjang masjid menara itu nantinya bisa sebagai lokasi rekreatif religi, dan ikon kawasan Pemkab,” katanya.

Menara masjid tersebut terdiri dari delapan lantai. Pengunjung dapat menaiki menara tersebut menggunakan lift hingga ketinggian  52 meter. “Mulai lantai empat hingga delapan menara disediakan ruag pandang bagi pengunjung untuk melihat pemandangan dari ketinggian,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif