News
Jumat, 11 Agustus 2017 - 15:40 WIB

Garam Impor Datang, Menteri Susi Peringatkan PT Garam Tak Macam-Macam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menkumham Yasonna Laoly (kanan), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (tengah), dan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur (kiri) mengikuti Sidang Kabinet Paripurna tentang RAPBN 2018 di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Puspa Perwitasari)

Menteri Susi Pudjiastuti memperingatkan agar impor garam yang dilakukan PT Garam tak dibocorkan.

Solopos.com, SURABAYA — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta semua pihak untuk ikut menjaga proses impor garam yang tengah dilakukan oleh PT Garam (Persero) agar tidak merembes ke pasar.

Advertisement

“Saya yang pertama bisa men-goal-kan UU No. 7 Tahun 2016, akhirnya KKP punya hak memberikan rekomendasi impor garam. Sekarang yang boleh konsumsi impor hanya PT Garam, maka harus kita jaga yang impor ini untuk diolah, bukan dibocorkan,” ujarnya saat mengisi acara Orasi Ilmiah dan Talkshow Pembangunan Ekonomi Maritim di Unair Surabaya, Jumat (11/8/2017).

Susi mengatakan Indonesia tidak swasembada garam padahal memiliki panjang pantai yang luas karena harganya yang sangat murah sekali. Selain itu, katanya, di sini banyak kartel yang bermain, ada yang tidak pakai bea masuk apa-apa, dan ketika melihat pasar butuh garam, langsung dibocorkan akhirnya garam petani hanya dihargai Rp200/kg.

“Garam langka, kita tidak swasembada, itu PR pak, tapi enggak bisa dilemparkan ke KKP sendiri. Industrialisasi bukan kerjaan kami, tata niaga bukan kerjaan kami. Kerja saya membantu petani produksinya naik kualitasnya baik, harganya juga ikut baik. Kerja capek-capek masak harga murah,” tuturnya.

Advertisement

Terpisah, Direktur Keuangan PT Garam, Anang Abdul Qoyyum, mengatakan proses impor garam dari Australia sudah berjalan dengan baik dan tepat waktu yakni pada 10 Agustus 2017 sebanyak 25.000 ton tiba di Pelabuhan Ciwadan Banten yang akan memenuhi kebutuhan garam di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

Sedangkan 27.500 ton akan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada 11 Agustus 2017 pada pukul 18.00 WIB. “Yang tiba di Surabaya rencananya akan disebar ke sejumlah industri kecil menengah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat untuk diproses dan dijual di pasaran,” katanya.

Sedangkan, sisanya yakni 22.500 ton garam akan tiba di Pelabuhan Belawan Medan pada 22 Agustus 2017 dan akan didistribusikan ke sejumlah industri kecil menengah di Sumatra. “Impor ini diharapkan bisa menekan harga garam di pasaran agar menjadi Rp4.500-Rp5.000/kg,” imbuhnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif