Jogja
Kamis, 10 Agustus 2017 - 14:22 WIB

Pemetaan Lokasi Percontohan Produksi Garam 6 Titik, 3 Titik Diprioritaskan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri garam. (/JIBI/Solopos/Dok.)

Garam akan diproduksi di DIY

Harianjogja.com, JOGJA — Pemerintah siapkan tiga titik sebagai lokasi percontohan produksi garam DIY. Ketiga titik itu masing-masing berada di Nguyahan dan Sepanjang (Gunungkidul) serta di kawasan Samas (Bantul).

Advertisement

Baca Juga : DIY Jadi Lokasi Percontohan Produksi Garam, 3 Titik Disiapkan
Kepala Bidang Perikanan  Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Suwarman Partosuwiryo menjelaskan sejak awal pihaknya sudah memetakan setidaknya total ada enam titik yang rencana akan dipakai sebagai lokasi Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat. Selain tiga titik yang disebutkan Sigit, tiga titik lain yang sebelumnya telah dipetakan adalah di Pantai Gua Cemara (Bantul) serta Pantai Bugel, dan Pantai Trisik (Kulonprogo).

“Tapi untuk saat ini, kami fokus di tiga titik dulu,” akunya kepada wartawan, Rabu (9/8/2017).

Sesuai permintaan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X yang menginginkan DIY bisa memproduksi garam sendiri, pihaknya memang berupaya menghidupkan kembali sejumlah sentra produksi garam rakyat. Pada 2014 lalu, pihaknya memang pernah memberikan pelatihan pembuatan garam pada masyarakat di tiga titik pesisir selatan DIY, yakni Pantai Trisik, Pantai Samas, Pantai Depok, Pantai Sepanjang dan Pantai Sadeng.

Advertisement

Satu-satunya tempat produksi garam di DIY  yang masih beroperasi, katanya, sejuah ini memang hanya ada di Pantai Sepanjang Gunungkidul. Suwarman mengatakan sebagai wujud keseriusan program itu, pada 12 Agustus nanti, Gubernur DIY Sri Sultan HB X direncanakan meninjau langsung tempat produksi garam di Pantai Sepanjang Gunungkidul.

“Sekarang kami sedang menyiapkan perencanaan. Kalau rencananya tanggal 12 Agustus (2017) Pak Gubernur akan melakukan kunjungan ke Pantai Sepanjang,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Kelompok Petani Garam Pantai Samas Lilik sempat menuturkan, produksi yang dilakukannya paska-menerima bantuan dari DKP DIY 2015 silam, hanya berjalan beberapa bulan saja. Hal itu lantaran terkendala banyaknya butiran pasir yang tertiup angin.

Advertisement

“Sehingga garamnya itu tercampur pasir,” katanya.

Terkait hal itu, ia mengaku pernah berkonsultasi dengan DKP DIY. Sayang, hingga kini pihaknya belum juga mendapat solusi atas persoalan tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif