Jogja
Kamis, 10 Agustus 2017 - 21:20 WIB

BISNIS ROPERTI DIY : Regulasi dan Tingginya Harga Lahan Menghambat Suplai Rumah Subsidi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Permintaan masyarakat yang mengakses dana subsidi pembelian rumah bersubsidi terus meningkat

 
Harianjogja.com, JOGJA-Permintaan masyarakat yang mengakses dana subsidi pembelian rumah bersubsidi terus meningkat. Namun, tantangan terbesar para pengembang rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah di DIY masih terganjal harga tanah yang tinggi.

Advertisement

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Nur Andi Wijayanto mengungkapkan belum lama pemerintah memotong dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari Rp9 triliun menjadi Rp3,6 triliun dan menggantinya dengan program Subsidi Selisih Bunga (SSB).

“Pemotongan itu karena penyerapan FLPP tidak memenuhi target. Namun, masyarakat yang mengakses dana ini, secara permintaan rumah subsidi itu sendiri sangat tinggi. Hanya saja dari sisi suplai sulit terpenuhi,” ujar Andi kepada Harianjogja.com, Rabu (9/8/2017).

Andi mengungkapkan kendala terbesar yang dihadapi pengembang rumah murah di DIY adalah mahalnya harga lahan. Padahal, pengembangan rumah murah yang dipatok pemerintah seharga Rp123 juta per unit, paling tidak membutuhkan lahan dengan harga maksimal Rp200.000 per meter.

Advertisement

Selain itu, kata Andi, persoalan regulasi tentang pendirian bangunan di setiap daerah atau kabupaten berbeda. Salah satunya Kabupaten Sleman yang menerapkan aturan pendirian rumah harus di lahan minimal luasnya 125 meter persegi.

“Sedangkan, untuk kebutuhan rumah murah minimal luas tanahnya 60 meter persegi. Pengembang biasanya membangun dengan luasan tanah paling tidak 72 meter persegi. Jika aturan di Sleman seluas itu, maka akan sangat sulit untuk membangun rumah murah itu di sana,” papar Andi.

Akibat mahalnya harga tanah, kata Andi, tahun 2015 dan 2016 pembangunan rumah subsidi hampir tidak dilakukan pengembang yang berada di bawah naungan REI DIY. Tahun ini, REI DIY menargetkan dapat mengembangkan 500 unit rumah subsidi.

Advertisement

“Baru satu anggota REI DIY yang izinnya sudah turun untuk pengembangan 200 unit rumah subsidi di wilayah Bantul,” jelas Andi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif