SOLOPOS.COM - Warga menjemur jagung di jalan kampung Dukuh Ngalang-alang, Desa Sorogaten, Kecamatan Tulung, Klaten, Selasa (8/8/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)
Pertanian Klaten, petani jagung menangguk untung.
Solopos.com, SRAGEN — Petani di Kecamatan Tulung, Klaten, berlega hati karena harga jagung pada panen musim tanam I ini mencapai Rp4.000 per kilogram (kg). Pada 2016, petani jagung sempat mengalami harga Rp3.500 per kg, sedangkan harga terendah terjadi pada 2015 yakni Rp3.000 per Kg.
“Kalau harga di bawah Rp3.000 petani mepet sekali untungnya. Sekarang harga Rp4.000 lumayan bikin lega petani,” kata Sutomo, Ketua Kelompok Tani Desa Sorogaten, Kecamatan Tulung, saat ditemui di desa setempat, Selasa (8/8/2017).
Dia menyebutkan pada panen kali ini produksi jagung per hektare rata-rata mencapai 10 ton jagung pipil kering. Jika dihitung per patok atau ukuran 2.000 meter persegi mencapai 21 kuintal. “Hasil panen di sini bagus-bagus sekarang,” ujar dia.
Pada 2016, lanjut Sutomo, tanaman jagung sempat diserang penyakit bule parah. Saat ini jumlah kasus penyakit bule menurun drastis.
Dia berharap Bulog menyerap hasil panen petani guna menstabilkan harga jagung. Dengan begitu, petani tak perlu cemas soal fluktuasi harga menjelang panen.
Terpisah, Endang Budiyati, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Tulung, mengatakan panen jagung pada musim tanam I kali ini relatif bagus. Produktivitas jagung per wilayah berbeda-beda mulai dari 8,9 Kg per ubin hingga 13 Kg per ubin.
Hasil panen di Desa Sorogaten, Sudimoro, Pucang, Malangan, Majegan, Gedong berbeda dengan daerah di Kiringan, Pomah atau Mundu. “Kalau diambil yang sedang misalnya 11,5 Kg per ubin maka per hektarenya sekira 10,4 ton jagung pipil kering,” terang Endang, Selasa.